Sampah: Antara Barus, Risma dan Anies

Apakah persoalan sampah DKI akan selesai jika Risma datang ke Jakarta atau menjadi Gubernur Jakarta nantinya? Wacana berkembang kemana-mana. Meskipun ikan-ikan di kali Surabaya, di mana Risma berkuasa, 80 persen mengandung sampah mikro plastik, sesuai data Yayasan Ecoton dan juga pencemaran 30 pabrik sesuai data pemda. Meskipun juga, tokoh Nasdem, atasan Barus, yang menjadi menteri perdagangan, mengizinkan impor sampah eks luar negeri ke Jakarta dan Surabaya.

Tentu saja persoalan sampah tidak akan selesai dengan kepemimpinan yang berganti. Maksudnya, masalah sampah adalah masalah bersama dan berjangka panjang.

Kenapa Demikian?

Pertama masalah sampah adalah masalah individual. Apakah kita menganggapnya sebagai masalah atau bukan masalah.

Seperti teman saya alumni Amerika itu, saya dulu juga menganggap membuang botol Aqua atau dulu kaleng bekas cola dan sampah plastik bukanlah sebuah keburukan. Karena, sampah-sampah itu, di benak saya, akan tersapu air ketika hujan, dan akan masuk ke kali, dan akan hanyut bersama air sungai.

Namun, ketika saya 25 tahun lalu tinggal di Belanda, persepsi saya mulai bergeser. Kenapa? Setiap tutup botol, kaleng, plastik yang saya lempar sebagai sampah di sembarang tempat, selalu dipungut istri saya. Meski di tempat sepi. Lalu dimasukkan ke tasnya. Sedikitpun dia tidak merasa beban dengan hal itu.

Entah berbulan bulan, entah setahunan, kebiasaan saya membuang sampah sembarangan berangsur hilang. Setiap sampah botol plastik atau kaleng pasti saya genggam sampai ketemu tempat sampah. Dan sesungguhnya tempat sampah saat itu tersedia cukup banyak, terspesifikasi dan bersih.

Dalam skala rumah tangga, kemudian saya bertanggung jawab meletakkan sampah basah dua kali seminggu di depan rumah. Biasanya di malam hari. Karena besoknya, truk sampah pemerintah kota akan melewati jalanan perumahan pada pagi hari sekali. Itu adalah kesempatan penting membuang sampah, jika tidak, sampah akan ditinggal truk sampah, lalu harus menumpuk di garasi atau gudang beberapa hari, bau.

Jangan pernah “tricky” menyelipkan sampah berat seperti kaca, kayu atau kertas yang banyak, petugas truk sampah akan tahu. jangan sekali-kali.