Santri Menutup Telinga, dan Janji Pemimpin Tanpa Bukti

Meski muslim, mereka tidak mengerti ajaran agamanya dengan baik, dan anehnya sikapnya itu mengecilkan muslim lainnya yang dianggapnya melakukan hal yang menurutnya tidak seharusnya.

Semua dinilai pada apa yang diyakininya, dan yang dianggapnya benar. Padahal mereka tidak tahu makna di balik menutup kedua telinganya.

Banyak yang mengaku paling pancasilais, tapi perilakunya sedikit pun tidak menampakkan itu. Ukuran kebenaran itu yang ada di pikirannya, selainnya dianggap aneh, lucu yang patut ditertawakan.

Dan para santri penghafal al-Qur’an, yang tengah membentengi diri dengan menutup telinga dari lantunan musik, itu pun jadi bahan candaan.

Lagak memaksa orang lain yang beda dengannya dengan candaan dan bahkan hinaan, itu pastilah bukan sikap pancasilais. Justru itu sebaliknya, mereka tidak menghargai hak privacy warga lainnya yang punya pilihan tanpa merugikan pihak lain.

Memangnya para santri hafiz Qur’an, saat menutup telinganya apa merugikan pihak lain, ya… Para santri itu tidak satu pun yang protes, dengan meminta agar musik dimatikan.

Mereka hanya melakukan dengan menutup telinganya rapat-rapat dengan kedua tangannya.