Siapa Pembuat dan Penebar Covid-19? (Bagian ke-3)

Eramuslim.com -Secara geopolitik, kompetisi antara AS versus Cina semakin meluas. Tak hanya perang dagang (trade war) semata, namun juga perang diplomasi, currency war, oil war, bahkan rebutan pengaruh dan hegemoni (sphere of influence) di negara ketiga. Menurut cermatan penulis, yang paling dahsyat namun berjalan senyap justru persaingan di bidang teknologi komunikasi generasi kelima (atau 5G).

Dibanding sebelum-sebelumnya, persaingan 3G misalnya, atau 4G, dinilai biasa – biasa saja. Mengapa begitu, sebab tidak ada kaitan perang, atau tidak terkait secara signifikan dengan teknologi perang, atau negara mau perang dan seterusnya.

Tatkala menginjak ke 5G, aroma kompetisi menyengat kuat. Apa hendak dikata, selain faktor geopolitik di kawasan memang memanas, 5G juga dianggap weapon alias senjata dalam peperangan di masa depan.

Sebagaimana diketahui bersama, kalau 4G masih memakai BTS karena transmisi jarak pendek, pun tiap sekian kilometer masih perlu perkuatan gelombang dan seterusnya, sedang 5G ialah teknologi baru yang memiliki kecepatan berkali lipat ketimbang 4G. Bahkan ada yang menyatakan 100 kali lipat. Alangkah dahsyatnya. Ia dipancarkan secara langsung lewat satelit tanpa perlu BTS lagi.