Syahganda Nainggolan: Membunuh New Power

Eramuslim.com – Rezim Jokowi kemarin mengumumkan men shutdown Facebook,  WhatsApp,  dan berbagai media sosial untuk mengendalikan komunikasi kaum perjuangan saat ini. Dsekitar Sarinah Square sudah beberapa hari sejak demo ke Bawaslu FB dan WA memang terhenti. Namun,  kemarin,  di manapun kita berada,  khususnya Jabodetabek,  terasa effect kebijakan pemerintah ini pada lemot (lambatnya)  Facebook,  WA,Telegram,  dll.

Pengendalian model jadul  alias jaman otoriter dengan merazia orang2 luar Jakarta yang mau ikutan demo,  dampaknya kecil bagi bangsa kita. Namun,  mematikan dunia maya,  akan berdampak besar,  sebab 150 juta,  sedikitnya manusia kita sudah menjadi bagian hidup dan kehidupan dunia maya.

Lalu apa kaitannya dengan New Power?

Tulisan saya beberapa waktu lalu sudah membahas pandangan Henry Timms dan Jeremy Heimans tengang New Power. New Power adalah power atau kekuatan yang dikaitkan dengan ciri-ciri baru a.l. 1) Loyalitas orang2 pada brand/merk menurun drastis. Di masa lalu,  penyuka Cocacola akan setia sekali dengan merk itu. Namun sekarang lebih mengalir.

2)  tidak begitu senang dengan afiliasi yang ketat. Biasanya orang2 ini tidak mau terikat dengan organisasi atau institusi secara berlebihan.

3)  partisipasi ketimbang mobilisasi. Beberapa gerakan besar dunia seperti #BlackLiveMatter,   #me too, di Amerika dan #2019GantiPresiden di sini, dilakukan lebih berbasis partisipasi ketimbang mobilisasi.