Utak-Atik Vitamin D untuk Senjata Hadapi Cobid-19

Zullies menekankan, konsumsi vitamin D dengan batas 400IU cukup aman. Namun, pemenuhan vitamin D bagi orang yang sehat sudah cukup dari makanan sehat dan berjemur. Sementara bagi mereka yang sakit, batas konsumsi vitamin D sebaiknya disesuaikan dengan saran dokter.

Konsumsi vitamin D dalam dosis tinggi sangat tidak disarankan. Sebab, konsumsi vitamin D tambahan dengan dosis tinggi bisa menimbulkan keracunan pada tubuh.

Vitamin D larut dalam lemak. Apabila berlebihan di dalam tubuh maka sulit mengeliminasinya. Sama halnya dengan vitamin C yang larut di dalam air. Jika terlalu banyak akan dikeluarkan melalui urine, dan bisa terlalu lama terdepoait di dalam tubuh.

Melihat dua penelitian tersebut, kita sebaiknya harus lebih bijak bertindak. Kedua penelitian masih menggaris bawahi studi sehingga dibutuhkan studi lebih lanjut. Sebab, belum ada cukup bukti untuk mengaitkan vitamin D dalam mencegah hingga mengobati Covid-19.

Hendaknya kita juga harus lebih bijak. Tidak semua suplemen harus dikonsumi, bahkan sampai berlebihan. Mungkin kita merasa takut hingga lelah dengan pandemi. Tetapi, tidak harus dengan ‘panic buying’ dan ‘panic eating’.

Kita juga harus berpikir lebih bijak mengolah informasi terkait Covid-19. Semoga kita bisa melewati ujian pandemi ini dengan lebih banyak bersabar dan bijak dalam bertindak.[sumber: rol]

Penulis: Nora Azizah, Jurnalis Republika.co.id