Virus China dan Doa Habib Rizieq

Pentingnya ketiga soal Habib Rizieq adalah untuk meminta petunjuk soal pertentangan sosial (divided society) saat ini. Dalam situasi wabah dan krisis ekonomi total saat ini, maka persatuan nasional harus menjadi landasan utama.

Situasi sama ketika kita rujuk pada kasus Aceh Merdeka. Ketika Tsunami di Aceh, 2004-2005, permusuhan rakyat Aceh pro-Merdeka dan pro-NKRI berakhir. Dan Aceh membangun kembali secara bersama-sama.

Penutup

Berbagai negara maju telah berikhtiar mencari jalan menghadapi wabah virus corona ini. Presiden Trump meminta China bertanggung jawab atas wabah ini, karena menghancurkan seluruh hidup dunia. Trump menjuluki virus corona ini dengan Virus China.

Ikhtiar mengatasi pandemik Covid-19 ini di Indonesia kita tengarai tanpa strategi yang pasti. Sehingga kita harus berasumsi tingkat keparahan ke depan tidak mampu kita bayangkan betapa besarnya.

Wabah ini sudah menjadi persoalan agama, baik karena berbagai urusan agama diperdebatkan. Seperti boleh tidaknya meniadakan shalat Jumat, menjarakkan satu atau dua meter shalat berjamaah, membatasi keramaian majelis taklim, dll.

Persoalan agama lainnya adalah apakah wabah ini sebagai murka Allah kepada kita, karena kita banyak menjalimi ulama selama ini?

Sebab, dalam spirit rasionalitas, negara-negara lain mempunyai langkah terukur dan sistematis melawan wabah tersebut, sedangkan kita seperti tak mampu.

Jika kita tidak mampu maka kita harus mengaitkan situasi ini dengan kepasrahan dan takdir Allah. Dan disitulah kita harus bertanya pada Allah Tuhan YME, seperti lagu Ebiet G. Ade “Mungkin Tuhan Mulai Bosan Melihat Tingkah Kita Yang Selalu Salah dan Bangga Atas Dosa-Dosa”.

Salah satu yang Allah murka mungkin sikap kita yang mengasingkan Habib Rizieq bertahun-tahun.

Mudah-mudahan dengan meminta ampun kepada Allah dan meminta doa Habib Rizieq dan para ulama-ulama besar, kita bisa terhidar atau terkurangi dari bencana ini.(*end)

Penulis: Dr. Syahganda Nainggolan