eramuslim.com – Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim menegaskan ketentuan hukum dan masyarakat di negaranya dengan apapun agamanya mencapai kesepakatan untuk tidak menerima kelompok LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender).
Anwar, dalam sebuah wawancara dengan Christiane Amanpour dari CNN di New York pada Sabtu (23 September) mengatakan Malaysia tidak akan pernah mengakui hak-hak LGBT dan dirinya menghormati hukum dan konsensus masyarakat.
Meski demikian dirinya melarang masyarakat melecehkan komunitas kelainan seksual tersebut.
“Muslim dan non-Muslim sama-sama memiliki konsensus – mereka tidak menerima hal ini, memperlihatkan hal ini secara terbuka di depan umum (LGBT) tetapi apakah kita kemudian melecehkan mereka? Itu adalah topik yang berbeda. Saya tidak menyetujui segala upaya pelecehan,” kata Anwar.
Dalam wawancara tersebut, Anwar ditanya tentang penyitaan koleksi jam tangan pelangi Swatch’s Pride oleh Kementerian Dalam Negeri untuk merayakan komunitas LGBT. Bulan Mei lali, Malaysia menyita ratusan jam tangan asal Swiss, Swatch, berwarna pelangi karena dianggap mendukung kelompok lesbian, gay, bisexual, transgender, dan queer (LGBTQ).
“Satu-satunya hal yang saya tahu terkait penyitaan itu adalah karena jam tangan tersebut memiliki simbol LGBT, bukan karena warnanya,” tegas Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.
“Saya tidak akan membela tindakan itu, itu berlebihan. Namun secara hukum, masyarakat di negara ini beragama Islam dan non-Muslim, Kristen, Hindu dan Budha; mereka menyatakan konsensusnya, di negara ini mereka tidak menerima pertunjukan publik terbuka.”
Anwar mengatakan, persoalan pelecehan terhadap kelompok LGBT pasca aksi tersebut merupakan persoalan berbeda dan menyatakan tidak membiarkan adanya upaya pelecehan terhadap kelompok yang terlibat.
Ketika ditanya apakah ia harus peka terhadap masalah ini karena ia telah menghadapi tuduhan sodomi, Anwar mengatakan ia telah dengan jelas menyatakan bahwa ada kebutuhan untuk meninjau dan meninjau undang-undang tersebut dan tidak boleh disalahgunakan.
Anwar dan istrinya, Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail dan delegasi Malaysia berada di New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB. (sumber: Hidayatullah)