Awasi Ketat Agama, China Mulai Sensor Kata ‘Jesus’ dan ‘Kristus’

Sementara itu dilema juga alami umat Katolik. Meski otoritas Vatikan terus menjalin komunikasi dengan Partai Komunis, tapi sejumlah kalangan Katolik menilai kebebasan beragama mereka tak membaik. Terutama, jemaat yang mendatangi gereja-gereja ‘bawah tanah’.

Pada bulan ini China dan Vatikan telah sepakat bahwa penunjukkan Uskup di Negara Tirai Bambu itu harus mendapat persetujuan dari Beijing.

Mr Zhang, salah seorang penganut Katolik di Provinsi Yunan mengatakan kepada VOA bahwa ia percaya adalah sebuah dosa bernegosiasi dan berkompromi dalam hal-hal yang suci seperti penunjukan Uskup dengan persetujuan Partai Komunis China. “Tindakan Paus adalah pengkhianatan terhadap tuhan,” ujarnya.

Sebelumnya umat Islam di Xinjiang dilaporkan juga mendapat pengawasan ketat oleh otoritas China. Beijing dinilai telah melakukan pembatasan kebebasan beragama Muslim Uighur dan memberikan pemahaman tentang Komunisme China secara paksa.

Negara-negara Barat bahkan menyebut China telah membuat kamp khusus untuk mendoktrin Muslim di Xinjiang. China berulangkali membantah tuduhan tersebut, dan menyebut Kamp hanyalah sebuah tempat pelatihan untuk meningkatkan keahlian. []