Frans Magnis Suseno: Paus Kurang Peka tapi Sulit Baginya untuk Minta Maaf

Pernyataan pemimpin tertinggi umat Katholik di dunia Paus Benediktus XVI dalam pidato ilmiahnya di universitas Regensburg di Jerman, menuai kecaman dari pemuka Islam di seluruh dunia. Dalam ceramah ilmiah Paus yang berjudul "Korelasi Antara Iman dan Logika dan Pentingnya Dialog antar Peradaban dan Agama", ia mengutip pernyataan Kaisar Kristen Ortodoks abad ke 14 Kaisar Manuel II Palaeologus yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw adalah setan, tidak manusiawi dan telah menyebarkan keyakinannya dengan pedang. Sejauh ini, Paus hanya menyatakan menyesalkan reaksi umat Islam atas isi ceramahnya itu. Tapi belum menyampaikan permohonan maaf seperti dituntut oleh sejumlah pemuka Islam dunia. Sebenarnya, kecaman terhadap Paus, bukan hanya dilontarkan umat Islam, tapi dari sejumlah pemuka agama Katolik sendiri.

Tokoh Katolik di Indonesia yang juga Direktur Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Prof. Dr. Frans Magnis Suseno, menilai Paus kurang peka, telah mengambil kutipan yang melecehkan keyakinan agama lain. Berikut petikan wawancaranya dengan eramuslim, disela-sela acara Diskusi Publik Dampak Global Pidato Paus, di Aula Buya Hamka, Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan, Senin (9/10).

Bagaimana anda mencermati ceramah ilmiah Paus Bendiktus XVI yang tendensius memojokan ajaran Islam dan Nabi Muhammad?

Pandangan saya mengenai masalah ini seharusnya Paus sadar, bahwa sebagai Paus dia tidak bisa berbicara secara akademik. Meskipun dilihat secara akademik, memilih kutipan yang mengakar pada sebuah problematika itu, tetap menjadi haknya. Karena dia sendiri tidak menyebutkan bahwa pernyataan itu adalah bukan pendapatnya dan tidak juga mengatakan itu benar, namun dia telah memakainya untuk menarik perhatian pada suatu masalah. Semestinya dia mengerti bahwa apa yang diucapkannya itu sebagai pelecehan terhadap Nabi Muhammad, itu harus dia perhatikan, tapi dia kurang peka.

Melihat reaksi keras umat Islam, sikap seperti apa yang layak diambil oleh Paus?

Paus sudah berulang kali mengatakan bahwa bukan maksudnya menghina, bahwa dia menghormati Islam, dia ingin membangun hubungan baik, dan dia menyesal, serta dia sudah disalahpahami. Saya kira, dia tidak bisa mengatakan lebih dari itu.

Apakah menurut anda memang sudah terjadi kesalahpahaman?

Ya tentu, sampai di sini (dalam acara dialog Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan) ini juga disalahpahami seakan-akan Paus menyatakan pendapatnya itu berhubungan dengan Bush, Eropa dan juga Barat. Menurut saya tidak demikian, harusnya dilihat dari apa yang dikatakannya saja.

Saya berpendapat harusnya itu tidak dikaitkan dengan segala macam, dan jika ingin mendapatkan kejelasan perlu diadakan dialog mengenai apa yang disampaikan dalam pidatonya itu. Dialog tersebut sudah dimulai oleh Paus dengan tokoh-tokoh Islam di Italia.

Apakah dialog itu cukup efektif?

Mungkin saya kira mengenai pernyataan tentang kekerasan yang diucapkannya itu, harus dibicarakan secara lebih terbuka lagi.

Bagaimana anda melihat melihat tuntutan umat Islam yang tidak puas dan mendesak Paus minta maaf?

Sebenarnya baik Pak Hasyim Muzadi (Ketua PBNU) dan juga Pak Din Syamsuddin (Ketua PP Muhammadiyah) sudah mengatakan akan menerima saja apa yang sudah diucapkan Paus. Dan Saya kira ini sikap yang sudah bagus dan mungkin Paus juga tidak akan mengatakan lebih dari itu, sebab dia memang tidak menyatakan itu sebagai pendapatnya. Tetapi seharusnya itu tidak dikutipnya, saya betul juga kalau dia disebut tidak peka. Sebab dari pernyataannya itu justru akan menimbulkan reaksi.

Bagaimana anda melihat hubungan antara Islam dengan dunia Barat maupun hubungan Islam dengan Kristen yang sering terjadi konflik?

Saya kira hubungan Islam dengan Barat, tidak sama persis dengan hubungan Islam dengan Kristen. Saya kira hubungan Islam dengan Barat lebih bermasalah, karena setiap peristiwa mempersulit hubungan tersebut. Contoh sisi hubungan yang terganggu itu adalah masalah Palestina dan juga perang Irak. Sebagian negara Barat tidak setuju, serta notabene Paus juga menentang perang Irak.

Dilain pihak, setiap ada reaksi keras dari Islam akan memperkuat pandangan dari Barat bahwa Islam mempunyai masalah dengan kekerasan, jadi ini semacam lingkaran setan.

Menurut Anda dialog seperti apa yang efektif untuk mencegah munculnya kesalahpahaman seperti ini?

Dialog ini sudah cukup terjadi di kalangan muslim dari AS, Inggris. Umat Kristiani yang ke gereja di Eropa dan AS berhubungan cukup baik. Mereka yang keras sifat nya itu sebetulnya adalah orang yang tidak beragama, dan rata-rata mereka itu adalah kelompok anti agama dan lebih-lebih lagi anti terhadap Islam. Saya melihat dikalangan Kristen lokal, sering mengadakan hubungan dengan Islam lokal di Jerman.

Menurut anda sebenarnya bagaimana seharusnya pihak gereja seharusnya merespon keinginan umat Islam?

Terus terang saja, respon gereja saya tidak bisa melihatnya mereka berbuat lebih jauh dan lebih banyak dari sekarang. Memang sebaiknya Paus tidak membawa kutipan yang disalahpahamkan ini, tetapi itu sudah jelas, ia harus sadar, dan seharusnya sekarang selesai. Saya melihat mengapa kutipan yang sudah berbulan-bulan itu masih diributkan, diseluruh dunia.

Kita hidup dizaman yang sudah canggih dan bisa memantau media dari mana saja berada, sebaiknya kita tidak berlebihan lagi, peka terhadap hal-hal seperti itu. Di sini saya memuji sikap yang diambil oleh Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad.

Apakah permintaan Paus minta maaf masih diperlukan agar masalah ini selesai?

Saya tidak bisa membaca maksud Paus, tapi saya rasa Paus tidak akan minta maaf, karena dia berpendapat hanya mengutip yang disampaikannya dalam kuliah ilmiah. Dia sudah sesalkan itu. Saya rasa sulit baginya untuk minta maaf, dan untuk menarik pernyataannya kembali, itu tidak bisa dan tidak perlu dilakukan. (ln/iol)