Pengamat Intelijen: Umat Islam Tidak Boleh Jatuh Karena Fitnah atau Mulia Karena Puja-Puji

Kebijakan Barat untuk mengobarkan perang melawan terorisme di Dunia Islam masih terus digencarkan. Istilah terorisme menjadi kata mati yang senantiasa melekat terhadap jatidiri Umat muslim.

Obama yang dulu dalam kampanyenya gencar menyuarakan perdamaian di Timur Tengah juga mulai menciut dari cita-cita awalnya. Yang terjadi saat ini, dari waktu-waktu justru kecurigaan Barat terhadap Islam semakin memuncak. Umat Islam pun banyak pula disudutkan terkait teorisme, termasuk di Indonesia.

Bagaimanakah umat Islam menyikapinya? Lalu bagaimana perkembangan geopolitik Barat saat ini terkait isu Timur Tengah? Wartawan Eramuslim.com, Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi, mencoba mewawancarai pengamat Intelejen, Wawan Purwanto, di tengah kesibukannya sebagai pembicara pada bedah buku Ustadz Abu Bakar Ba’asyir di Menteng, Ahad 17/04/2011.

Wawan Purwanto sendiri terkenal sebagai pengamat Intelejen yang kerap berbicara di forum-forum internasional. Ia telah menghasilkan dua puluhan buku terkait hubungan Intelejen, Dunia Islam dan Barat. Wajahnya kerap tampil di layar kaca saat kasus teorisme di Indonesia sedang mengemuka. Berikut adalah petikan wawancara kami:

Anda sering berinteraksi dengan Barat, sebenarnya apa pandangan Barat saat ini melihat terorisme di dunia Islam?

Sebetulnya ini kan semua berawal dari thesis Huntington bahwa perseteruan setelah komunis jatuh akan beralih ke dunia Islam. Berangkat dari situ maka terjadi pengembangan serta penelitian yang mencurahkan itu hingga terjadi benturan-benturan peradaban.

Tapi sebetulnya tanpa adanya thesis itu pun benturan itu juga pasti akan terjadi, namanya manusia juga hidup. Tapi tidak ada satu mengkooptasi yang lain. Tidak ada yang satu membunuh yang lainnya.

Ini pasti akan terjadi, dan itu hukum alam siapa yang kuat dia akan bertahan. Tidak ada nama komunitas muslim dan Barat pun akan ada benturan. Yang namanya manusia pasti juga ada kepentingan, dan dari kepentingan sering terjadi gesekan.

Obama digadang-gadangkan untuk memediasi Timur Tengah. Tapi dalam perkembangannya juga tidak bisa diharapkan. Saya dengar malah ada clash antara Israel dan Obama.

Ya memang ini menjadi suatu persoalan, karena di Amerika sendiri pada menilai bahwa Obama lebih condong ke Islam. Dan itu sangat mempengaruhi pemilu yang bisa memperontokkan suara partainya. Dari situlah mulai ada suatu pemikiran agar posisi partainya masih sangat kokoh. Dan dia sangat politician sekali.

Kalau kita lihat dalam kasus Libya, misalnya, Amerika sudah mau mundur setelah ada tekanan-tekanan. Kadang-kadang dalam melakukan penyerangan ini Obama mempertimbangkan sisi lain, dimana dunia Islam pasti akan memberikan penilaian lain dan mulai tidak respect kepada Obama. Seperti itu tampaknya mulai direspon oleh Amerika.

Bukankah akan ada impact dalam geopolitik Amerika, mengingat Obama sangat didukung Yahudi?

Kalau impact pasti ada. Bahkan sampai sekarang pun ada kekhawatiran pada pemilu yang kedua, Obama tidak terpilih lagi. Dan memang sudah ada keinginan dari masyarakat Amerika untuk tidak memilih Obama untuk kedua kalinya.

Dan itu disadari oleh kubu Obama, itulah sebabnya ada langkah-langkah lain untuk mengkover atau me-recovery suara-suara yang hilang. Dan itu memang sangat tidak mudah, karena lobi yahudi sangat kuat. Dan biasanya kebanyakan yang bertabrakan dengan kepentingan Yahudi akhirnya kandas di jalan.

Tapi masyarakat Islam sendiri tidak menggagap Obama sebagai pahlawan? Terbukti kebijkan-kebijakannya pun tidak respect terhadap Dunia Islam, terutama pada basis-basis mujahidin?

Ya begini, kadang-kadang demi menjaga keseimbangan suara yang di dalam, maka yang terjadi seperti itu. Namun upaya itu sudah mulai dilakukan Obama untuk merangkul dunia Islam.

Oleh karenanya mesti ada suatu pemikiran ke depan. Ada fenomenan baru setelah obama berkuasa, ada pendekatan secara eksplisit ke dunia Islam. Walaupun kita juga pesimis.

Lalu bagaimana konteksnya di Indonesia sendiri? Terakhir ada surat dari kongres AS tentang Ahmadiyah?

Sebetulnya kalau keinginan Ahmadiyah itu ada surat dan sebagainya, sudah kita duga ya. Karena memang Ahmadiyah ini kan jaringan internasional. Ada yang backup dari Inggris, Kanada, Amerika, Australia, New Zealand dan itu sudah kita sadari. Namun mengenai Amerika mengirim surat kita gak usah kebakaran jenggot.

Itu hanya protes mereka saja. Tanggapi secara proporsional saja. Bagaimanapun kita negara berdaulat. Sebetulnya kembali ke kita. Kalau masalah Ustadz Abu (Abu Bakar Ba’asyir, red.) dulu ada permintaan dari Amerika ketika zaman mbak Mega, toh juga tidak dikasih.

Pemerintahan SBY?

Pemerintah SBY kan kita kembali ke koridor hukum saja. Kalau Ustadz Abu tidak terbukti bersalah harusnya dibebaskan. Dan sekarang yang terpenting unsur pembuktian.

Bagaimana perkembangan Intelejen Asing di Indonesia saat ini?

Dimanapun juga sebagai negara dengan penduduk Islam tebesar di dunia, pasti akan menjadi objek intelijen. Dan itu hal yang biasa, oleh karena itu kita sikapi itu dengan biasa saja. Kita juga memiliki informasi dari negara-negara lain.

Dengan begitu Indonesia kan jadi diperhitungkan. Tergantung bagaimana kita menjalani hubungan kita kepada mereka secara intens. Justru kita manfaatkan momentum.

Densus 88 murni buatan Amerika apa respon pemerintah terhadap mujahidin?

Awalnya memang ada dana dari luar, tapi sekarang ini kita tidak lagi mengandalkan negara-negara bantuan. Karena sekali lagi kita ada kemandirian. APBN pemerintah sudah 1300 triliun.

Bom Utan Kayu dilakukan rapih sekali, kini muncul Bom Cirebon, Permainan Intelijen?

Sebetulnya kan motornya sudah ketangkap. Sidik jarinya ada, sketsa wajah ada, dan disanalah harusnya dicari. Saya juga lagi menunggu progress report dari masalah tersebut. Kecuali blank sama sekali tidak ada clue. Semuanya kembali ke penyidik kapan ini dibuka ke publik.

Pesan anda kepada Umat Islam terkait fitnah terorisme?

Umat muslim tenang saja hadapi semua itu. Karena kita kan juga gak setuju terhadap bom-bom Indonesia. Toh Ustadz Abu juga tidak setuju, lalu buat apa dirisaukan. Pada dasarnya kalau tidak terbukti, kita gak perlu takut.

Sekarang kita tidak boleh jatuh hanya karena fitnah atau mulia karena puja-puji. Kita semuanya itu mengalir saja, ikhlas saja karena itu semua kehendak Allah. Sekali lagi kita tidak boleh jatuh hanya karena fitnah atau mulia karena puja-puji.(pz)