Robert Fisk: Kondisi Irak Sangat Kacau, Ada Kekuatan Misterius yang Ingin Memicu Perang Sipil

Robert Fisk adalah koresponden surat kabar The Independent, terbitan Inggris untuk wilayah Timur Tengah. Dari pengalamannya selama hampir 30 tahun meliput berbagai konflik di Timur Tengah, Fisk mendapatkan berbagai penghargaan di bidang jurnalistik, antara lain dua penghargaan Amnesty International UK Press Award dan penghargaan British International Jurnalist of the Year.

Fisk juga menulis buku Pity the Nation: Lebanon at War dan buku terbarunya yang diterbitkan pada 3 Oktober tahun 2005 lalu berjudul The Great War for Civilisation: the Conquest of the Middle East. Dalam buku ini, Fisk berbagi pengalamannya melakukan peliputan selama hampir 30 tahun dari base-nya di Libanon terhadap kekuatan-kekuatan yang menciptakan peristiwa-peristiwa dan konflik di Timur Tengah, termasuk perang di Irak.

Belum lama ini, dalam acara Lateline, ABC-Australia, Fisk banyak memberikan analisanya tentang kondisi di Irak, terutama setelah terjadi pertikaian berdarah antara Sunni dan Syiah di negeri itu, yang dipicu oleh peledakan Masjid Emas di Samarra. Setelah peristiwa ini, pertikaian antara Sunni dan Syiah di Irak makin tajam dan banyak pihak yang mengkhawatirkan bahwa pertikaian itu sedang mengarah ke perang sipil. Pertikain antara Sunni dan syiah di Irak memang kerap terjadi, tapi tidak setajam sekarang ini. Fisk menganalisa bahwa ada yang sengaja menimbulkan pertikaian tajam itu di Irak tapi tidak akan sampai berujung pada perang sipil. Berikut petikan perbincangan Fisk dengan reporter ABC, Tony Jones yang dimuat di situs Information Clearing House.

Satu hal di mana anda sepakat dengan Presiden Bush-kecuali anda sudah berubah pikiran-bahwa tidak akan terjadi perang sipil di Irak. Bagaimana komentar anda tentang hal ini?

Ya, saya dengar Bush mengatakan itu. Saya jadi ragu dengan keyakinan saya sendiri ketika dia bilang begitu. Saya masih meyakini dan apa yang saya katakan sebelumnya bahwa Irak bukanlah sebuah masyarakat yang sektarian, tapi masyarakat kesukuan. Orang-orang di sana menikah antara Sunni dengan Syiah, mereka saling menikah satu dengan yang lain. Dan bukan hal yang aneh, kalau di Irak ada blok-blok seperti blok Syiah, bloks Sunni, dan masih banyak lagi. Sama halnya dengan di AS, ada kelompok kulit hitam, Protestan, dan seterusnya.

Ada yang menginginkan perang sipil di Irak. Beberapa kelompok milisi dan dan pasukan berani mati menginginkan perang sipil. Sebelumnya tidak pernah ada perang sipil di Irak. Pertanyaan sesungguhnya yang saya ajukan pada diri saya adalah, "Siapa orang-orang ini yang berusaha memicu perang sipil?" Sekarang AS bilang yang memprovokasi adalah Al-Qaeda, kelompok pemberontak Sunni. Kelompok pasukan berani mati. Kebanyakan anggota pasukan ini bekerja untuk kementerian dalam negeri. Siapa yang menjalankan kementerian dalam negeri di Baghdad? Siapa yang membayar kementerian itu? Siapa yang membayar kelompok milisi yang membentuk pasukan berani mati itu? Kita tahu, yaitu otoritas pendudukan. Saya ingin tahu apa yang dilakukan AS untuk membalas orang-orang yang berusaha memicu perang sipil. Saya lihat sih, tidak terlalu banyak. Kita tidak mendengar ada pelaku bom bunuh diri yang berhasil dicegah. Kita tidak pernah mendengar ada yang menghentikan upaya peledakan masjid-masjid. Kita mendengar ada anggota pasukan berani mati yang ditangkap. Ada sesuatu yang sangat, sangat salah di Baghdad. Ada yang salah dengan pemerintahan setempat.

Bush bisa saja bilang, "Oh, ya, tentu saja saya bicara dengan Syiah dan saya bicara dengan Sunni." Tapi dia bicara dengan sekelompok kecil orang yang berlindung di belakang senjata mesin AS, apa yang disebut Zona Hijau, istana bekas mantan Presiden Irak Saddam Hussein yang dikelilingi dengan pagar tembok seperti istana seorang tirani. Orang-orang di situ tidak boleh dan tidak bisa meninggalkan istana itu. Jika mereka ingin keluar, misalnya ke bandara, mereka menggunakan helikopter. Mereka bahkan tidak bisa berjalan di jalanan bandara. Apa yang kita dapatkan saat ini adalah hubungan sebagian kecil dari banyaknya orang yang hidup di bawah perlindungan AS dan bicara ditelepon pada Presiden George W. Bush, dan Bush mengatakan, "Saya sudah bicara dengan mereka dan mereka harus memilih antara kakacauan atau persatuan." Orang-orang ini bahkan tidak bisa mengkontrol jalan-jalan yang jaraknya hanya 50 meter dari Zona Hijau di mana mereka bekerja. Irak kini dalam keadaan kacau total.

Kita kembali pada pertanyaan tentang siapa yang menginginkan perang sipil ini. Jika kita lihat kembali peristiwa pengeboman Masjid Emas di Samarra, sekarang kebanyakan orang berpikir satu-satunya pihak dengan alasan-alasan untuk melakukan pengeboman itu adalah kelompok Al-Qaeda di Irak pimpinan Al-Zarqawi. Apakah anda tidak setuju dengan pemikiran ini?

Well, Saya tidak tahu apakah al-Zarqawi masih hidup. Anda tahu, al-Zarqawi memang eksis sebelum invasi Amerika Anglo Amerika. Dia tinggal di wilayah Kurdi, wilayah yang tidak terlalu dikontrol oleh Saddam Husein. Setelah itu dia seperti menghilang. Kita tahu ada kartu identitas yang tiba-tiba muncul. Kita tahu bahwa Amerika mengatakan sepertinya mereka mengenali orang ini di sebuah rekaman video. Siapa yang mengenalinya di video rekaman? Berapa banyak orang Amerika yang pernah bertemu al-Zarqawi? Ibunda al-Zarqawi wafat sekitar satu tahun yang lalu dan Zarqawi bahkan tidak menyampaikan rasa dukanya atau mengatakan ‘Saya sedih mendengar berita ini’.

Sementara istri yang sangat dicintainya, sangat miskin. Istrinya itu harus keluar dan bekerja di desa tempat keluarganya tinggal di kota Zarqa. Oleh sebab itu namanya Zarqawi. Saya tidak tahu apakah Zarqawi masih hidup atau masih eksis hingga sekarang. Saya tidak tahu apakah ia bukan semacam mahluk yang diciptakan untuk memenuhi adanya kisah-kisah yang beredar, yang banyak dibicarakan. Apa yang terjadi di Irak saat ini sangat-sangat misterius. Saya pergi ke Irak dan saya tidak bisa memecahkan cerita yang terjadi saat ini. Beberapa kolega saya masih terus berusaha, tapi tidak berhasil. Tidak semudah seperti yang dibayangkan. Saya tidak percaya dengan semua ocehan bahwa ada orang yang tidak waras yang berkeliaran untuk meledakkan masjid. Ada yang lebih dari sekedar apa yang terlihat oleh mata. Pasukan berani mati yang berkeliaran adalah bagian dari pasukan keamanan. Dalam beberapa kasus mereka adalah pasukan keamanan Syiah atau jelas-jelas pasukan keamanan Sunni.

Ketika pasukan tentara Irak masuk ke kota-kota Sunni, mereka menjadi pasukan Syiah. Kita tidak membuatnya hal ini menjadi jelas. Pasukan Irak, kita memiliki batalion ekstra. Militer Irak dibentuk. Militer Irak terpecah. Seseorang mengoperasikan tentara-tentara ini. Saya tidak tahu siapa mereka. Situasinya tidak semudah ketika kita membuat cerita. Apa maksudnya Bush mengatakan bahwa kita harus memilik antara kekacauan dan persatuan? Siapa yang ingin memilih kekacauan? Apakah ini kasus sesungguhnya bahwa semua rakyat Irak yang bertempur selama 8 tahun melawan Iran, Syiah dan Sunni sama-sama memiliki sejarah panjang menjadi korban pembunuhan massal-semacam orang Iran-Irak, tiba-tiba orang ingin membunuh satu sama lain? Kenapa, apakah karena ada sesuatu yang salah dengan rakyat Irak? Saya pikir tidak. Mereka adalah orang-orang yang pintar dan berpendidikan. Sesuatu yang salah memang benar-benar sedang terjadi di Baghdad.

Bisakah kita melihat kemungkinan yang salah itu adalah karena Sunni merasa ditinggalkan dalam percaturan politik. Syiah bisa menjadi mayoritas di pemerintahan karena mereka menang secara mayoritas dalam proses demokrasi. Komentar anda?

Saat ini, mereka memang memegang kendali pemerintahan. Syiah memegang kendali pemerintahan.

Tidakkah mereka menjadi salah alasan bagi terjadinya kekerasan?

Karena Sunni tidak punya kekuasaan lagi? Tapi kita kita sudah membicarakan ini di awal tadi. Tidakkah anda ingat, setelah invasi Anglo Amerika pada 2003, kelompok-kelompok pejuang mulai melawan pasukan AS dan disebut-sebut ada sisa-sisa pengikut Saddam Husein, ‘berjuang sampai mati’ begitu istilah yang digunakan. Mereka adalah Sunni. Mereka tidak suka melihat kenyataan bahwa mereka tidak punya kekuasaan lagi. Kemudian Saddam tertangkap dan Paul Bremer, orang penting kedua di Baghdad mengatakan, "Kita sudah menangkapnya" dan semuanya terlihat seperti baik-baik saja. Tapi perlawanan kelompok pejuang makin memburuk. Alasannya, karena orang-orang yang ingin bergabung dengan kelompok pejuang khawatir, jika mereka mengusirnya keluar, dia mungkin akan kembali. Saat Saddam tertangkap, mereka tahu mereka bisa bergabung dengan kelompok pejuang dan Saddam tidak akan kembali. Maksud saya, ada sesuatu yang salah atas informasi-informasi yang diberikan pada kita.

Anda tahu, ide bahwa komunitas Sunni tiba-tiba mengorbankan diri mereka di tengah massa, mengenakan ikat pinggang berisi bom dan meledakan dirinya sendiri di seluruh wilayah Irak karena tidak punya kekuassan lagi merupakan gambaran yang aneh. Saya pikir, apa yang terjadi di kalangan komunitas Sunni sederhana saja. Kalangan Sunni tidak melakukan perlawanan pada Amerika karena mereka tidak punya kekuasaan lagi. Dan mereka tidak melakukan perlawanan, karena hanya ingin AS segera keluar, dan mereka pada akhirnya akan mengusir AS. Ketika mereka melawan AS mereka akan berkata, "Kami punya hak untuk berkuasa karena kami berjuang melawan pasukan penjajah, dan anda, Syiah tidak." Itulah sebabnya sangat penting untuk mengungkap bahwa Muqtada As-Sadr, orang yang makin memiliki pengaruh di komunitas Syiah, adalah orang yang mengancam akan melakukan perlawanan pada AS dan Inggris. Sekarang, jika Syiah dan Sunni bersatu, seperti yang mereka lakukan pada era 1920-an melawan Inggris, maka AS tamat riwayatnya di Irak. Dan itu artinya rakyat Irak akan bersatu.

Tapi apa yang terjadi sekarang, laporan-laporan menyebutkan mayat-mayat warga Sunni yang ditemukan dibunuh oleh kelompok Muqtada Al-Sadr sebagai balas dendam atas peledakan Masjid Emas.

Ya… tapi pada bulan Agustus saya pergi ke kamar mayat yang sama dan menemukan bahwa sekitar 1.000 orang tewas sepanjang bulan Juli saja. Dan yang tewas itu jumlahnya hampir sama antara Sunni dan Syiah, kebanyakan dari korban tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, matanya ditutup dan tangannya diikat ke belakang-saya melihat banyak mayat-baik dari Sunni maupun Syiah. Saya yakin ada pembunuhan massal yang dilakukan Syiah-tapi saya pikir itu dilakukan kelompok milisi dari kedua belah pihak. Apa yang ingin saya ketahui adalah, siapa yang menjalankan kementerian dalam negeri? Siapa yang membayar kementerian itu? Siapa yang membayar kelompok bersenjata yang bekerja untuk kementerian itu? Saya pergi ke kementerian dalam negeri di Baghdad dan saya melihat banyak sekali laki-laki bersenjata mengenakan baju kulit berwarna hitam. Siapa yang membayar orang-orang ini? Well, kita tentu saja. Uang tidak jatuh dari langit. Uang itu berasal dari penjajah dan pemerintah Irak, karena seperti kita tahu, mereka bahkan tidak bisa membuat konstitusi tanpa kehadiran duta besar-duta besar AS dan Inggris. Kita harus melihat dalam sisi yang berbeda. Informasi yang kita dapatkan-bahwa ada pasukan berani mati dan bahwa rakyat Irak saling bunuh satu sama lain, isu bahwa rakyat Irak akan melakukan bunuh diri massal, itu hal yang tidak mungkin, tidak logis. Ada sesuatu yang lain yang sedang terjadi di Irak sekarang. Jangan tanya saya lagi….

Ini mungkin agak muskil untuk dijelaskan, tapi, ini adalah apa yang dikatakan orang-orang di Bosnia sebelum perang dimulai, bahwa orang melakukan pernikahan antar sekte, bahwa kita tidak bisa memisahkan satu komunitas. Bagaimana dengan hal ini?

Irak bukan Bosnia. Kita menemukan ini di Libanon, bahwa selama perang sipil yang berlangsung dari tahun 1975 sampai 1990 dan menewaskan 150.000 orang, banyak kekuatan-kekuatan dari luar yang terlibat dalam mendorong terbentukan pasukan berani mati dan milisi, dan kekuatan-kekuatan ini membayar para milisi itu, bukan hanya kekuatan dari negara-negara Arab tapi juga Eropa juga terlibat dalam mengaduk-aduk situasi di Libanon.

Saya pikir, kita sudah menjadi sangat naif. Hanya karena saya tidak bisa memberikan detilnya pada anda, seperti, siapa yang memerintahkan pasukan berani mati ini, tidak bisa mencegah kita untuk mengatakan bahwa ada yang salah dengan dengan informasi yang kita berikan pada pers, dari pihak Barat, pihak AS, pihak pemerintah Irak. Orang-orang Irak bukan tipe orang yang suka melakukan bunuh diri. Mereka tidak suka meledakkan masjid. Itu bukan sifat asli mereka. Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Saya tidak mengatakan pada anda, "Baiklah, ini dia orang yang membunuh orang itu, atau ini dia orangnya yang telah meledakkan truk itu." Apa yang saya katakan pada anda adalah sudah waktunya kita berkata, "Sebentar, ini bukan seperti yang kita lihat."

Bagaimana dengan dugaan Iran ikut bermain di Irak? Seperti kita tahu, Iran mendapat tekanan kuat dari Barat khususnya AS, bahwa Iran punya hubungan dengan milisi Syiah dan mungkin punya hubungan juga dengan orang-orang yang anda sebut di kementerian dalam negeri tadi.

Tidak. Tidak seperti itu. Hubungan Iran adalah dengan pemerintah Irak. Partai-partai utama di pemerintahan Irak yang sudah terpilih, di mana mereka sekarang berhubungan dengan AS, adalah perwakilan Iran. Muqtada As-Sadar tidak relevan dengan Iran. Iran secara efektif mengontrol Irak karena dua blok kekuatan besar, dua partai besar yang terpilih dan Bush bicara dengan mereka, secara efektif ini merupakan perwakilah Tehran. Inilah poinnya. Iran tidak perlu terlibat dalam kekerasan di Irak. (ln)