Stewart Brand: Nuklir Adalah Bom Yang Sangat Ingin Dihindari Semua Orang


Stewart Brand, penulis buku Whole Earth Discipline: An Ecopragmatist Manifesto selama ini sudah dianggap sebagai seorang pemikir lingkungan. Ia menerbitkan sebuah essay di MIT Technology Review berjudul "Environmental Heresies." Brand berargumen bahwa untuk mencapai keseimbangan ekologi, lingkungan harus memikirkan kembali keyakinan utama mereka, termasuk keterkaitan sejarah akan penolakan nuklir.

Sehubungan dengan menghangatnya nuklir di Jepang, Foreign Policy mewawancarai Brand, berikut petikannya;

Bisa Anda jelaskan apa yang terjadi dengan nuklir Jepang?

Apa yang tidak berubah adalah iklim dan kebutuhan ekonomi yang tumbuh, terutama di negara berkembang untuk selalu bersih. Di Jepang, tingkat keamanan tengah berada di bawah tekanan luar biasa. Saya berharap akan ada cukup banyak review prosedur keselamatan, peralatan, pelatihan, dan yang lainnya. Dan ini akan menjadi pengalaman dalam industri nuklir bahwa semua orang akan belajar dari mulai Three Mile Island itu dan sampai Chernobyl.

Apa yang bisa dipetik dan dipelajari dari insiden nukllir Jepang?

Insiden di Jepang telah menjadi sebuah pelajaran dadakan tentang tenaga nuklir. Dibandingkan dengan Chernobyl dan Three Mile Island, ada banyak kecanggihan yang bermain di sini: rincian teknis yang serius, perhatian orang akan dosis radiasi dan juga kesadaran bahwa tidak semua radiasi langsung mematikan.

Terakhir kali kita mengalami bencana nuklir besar membuat perekenomian dan industri Amerika Serikat sejenak absen. Apakah Anda khawatir bahwa itu akan terjadi saat ini?

Saya tidak berharap itu. Saya pikir juga bahwa (apa) yang kita dapatkan dari Jepang adalah suatu perspektif. Ada bendungan yang gagal di daerah Fukushima dan 1.800 rumah tampaknya rusak atau hancur, hanyut. Tapi Anda tidak mendengar diskusi seperti, "Yah, seharusnya kita tidak membangun suatu bendungan lagi?" Apakah pembangkit listrik tenaga air sebagai sumber potensial listrik tidak mengundang bahaya? Tidak demikian juga. Ada kebakaran kilang petrokimia dan ledakan menghebohkan dan hilangnya jiwa, serta kerugian industri utama. Dan kita tidak berbicara tentang mematikan kilang hanya karena gempa bumi yang benar-benar parah dan dapat membahayakan mereka.

Mengapa demikian? Mengapa nuklir jauh lebih mengerikan daripada hal-hal itu bagi kebanyakan orang?

Saya pikir banyak orang masih berpikir bahwa reaktor nuklir adalah bom yang sangat ingin dihindari. Ini bisa dimengerti. Perbedaan konsentrasi antara 90 persen pada senjata uranium, hanya mencapai 4 atau 5 persen di kelas bahan bakar.

Tetapi kenyataan bahwa orang memikirkan bom adalah bagian dari hal ini yang digunakan pertama kalinya. Lebih dari 2.000 bom nuklir dibuat di berbagai bangsa dan dites selama setengah abad terakhir. Terakhir di abad ini adalah Korea Utara, dan mudah-mudahan mereka akan menjadi yang terakhir untuk selamanya. Dan kami menggunakan material di hulu ledak untuk bahan bakar nuklir. Setengah dari listrik nuklir kami berasal dari hulu ledak daur ulang. Ini agak lumayan.

Mengapa kita harus menggunakan nuklir sebagai tenaga industri? Mengapa tidak dengan angin, solar, atau hydropower?

Hydropower memang bagus, tapi Cina saja masih terus membangun lebih banyak dam lagi. Kekuatan angin juga bagus, tapi sumbernya masih belum tentu. Solar hanya bagus jika dibandingkan dengan fotovoltaic, dan sangat mengerikan untuk penggunaan tingkat lokal.

Saya pikir orang menggunakan nuklir alasan utamanya adalah akan ada banyak penekanan bagaimana reactor nuklir dibangun. Salah satu pertimbangan keamanan akan memberikan alas an bagi kita untuk mengup-grade reactor nuklir yang sudah tua.
(sa/fp)