Waspadai Neo-Komunis

Sejak itulah, Deng Xiaoping dan para penerusnya berambisi untuk menguasai sebanyak-banyaknya wilayah di dunia, tentu saja termasuk Indonesia. Mereka tidak lagi mengirimkan Tentara Merah untuk menaklukkan dan menjajah negara-negara lainnya. Tapi mereka sekarang mengguyur uang dalam jumlah besar dan berbagai syarat ke berbagai negara agar negara itu bisa tunduk pada keinginan mereka. Banyak negara di Afrika sudah menjadi negeri jajahannya, walau kondisi tersebut dibungkus dengan istilah indah “Kerjasama Antar Dua Negara”. Hanya dua pihak yang diuntungkan: Negerinya Deng Xiaoping di satu pihak, lalu para pejabat korup yang berkuasa di negara-negara Afrika di pihak lain. Sedangkan rakyatnya terus-menerus ditindas, dieksploitasi, dan dihisap.

Hal ini tidak saja terjadi di Afrika, tapi juga di negara-negara lainnya. Apakah di Indonesia juga sedang terjadi? Pikir sendirilah. Kalo saya jawab, takutnya nanti ikutan TERCYDUK di alam demokrasi yang sangat bebas ini (tanya saja kata Wanda Hamidah).

Rakyat Indonesia masih sangat memerlukan pendidikan politik yang benar, yang bisa menimbulkan kesadaran di dalam kepala mereka tentang sistem yang menindas mereka. Hijrah adalah pindah dari kebodohan menuju keterang-benderangan. Belajarlah dengan benar, dengan berguru pada mereka yang memang ahlinya, bukan dengan berkoar-koar di grup whatsapp tentang ini dan itu, dan sebagainya. Cyber Crime aparat akan ketawa-ketiwi memantaunya. Air yang tenang itu tandanya dalam, dan kaleng yang kosong itu biasanya berisik. Kurangi bicara, perbanyak berpikir. Tabik. [rd]