China Balas Tarif 34% dari Trump: Kami Tak Takut!

eramuslim.com – Pemerintah China menyampaikan sikap tegas sebagai respons terhadap kebijakan terbaru Presiden AS Donald Trump yang menetapkan tarif tambahan sebesar 34 persen untuk produk-produk impor asal China ke Amerika Serikat.

“Kami tidak mencari konflik, namun kami juga tidak takut menghadapinya. Tekanan dan ancaman bukanlah cara yang tepat untuk berinteraksi dengan China,” tegas Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataan resminya yang dikutip CNN pada Minggu (6/4).

Sebagai bentuk balasan, China mengumumkan akan memberlakukan tarif serupa sebesar 34 persen terhadap berbagai barang impor dari Amerika Serikat. Langkah ini memperlihatkan peningkatan tensi dalam perseteruan dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut.

“Langkah AS berusaha menggulingkan tatanan ekonomi dan perdagangan internasional yang telah ada, dengan memprioritaskan kepentingan nasional AS di atas kepentingan bersama komunitas internasional,” lanjut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, turut menanggapi dengan menyindir lewat pernyataan, “Pasar telah berbicara,” yang merujuk pada merosotnya tiga indeks utama di bursa saham Amerika Serikat.

Guo juga menyerukan agar Amerika Serikat mengubah arah kebijakan dan menyelesaikan konflik dagang melalui dialog yang setara dan adil.

“Perang dagang dan tarif yang dimulai AS terhadap dunia tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan,” tambahnya.

Di sisi lain, media pemerintah China melaporkan bahwa kamar dagang dari berbagai sektor industri—mulai dari bahan mentah hingga produk akhir—menyuarakan penolakan terhadap tarif baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.

Mereka menyerukan pentingnya kerja sama internasional serta solidaritas global untuk menanggapi kebijakan sepihak tersebut.

Situasi ini memunculkan kekhawatiran lebih lanjut mengenai potensi gangguan terhadap rantai pasokan global dan stabilitas ekonomi internasional di tengah kondisi geopolitik yang semakin tidak pasti.

(Sumber: Cnnindonesia)

Beri Komentar