Christina Onassis: Harta Tak Bisa Membeli Kebahagiaan…

Eramuslim.com – Setiap orang punya standar kebahagiaan masing-masing. Mungkin hari ini yang membuatnya bahagia adalah ketika bisa menyelesaikan tugas lebih cepat dari biasanya. Namun di kesempatan lain, kebahagian bisa diperoleh saat mendapatkan tantangan baru yang menjanjikan prestasi lebih baik. Mendapatkan tantangannya saja sudah membuatnya bahagia dan mendatangkan kegairahan kerja tersendiri, apalagi bila sudah bisa menyelesaikannya.

Jauh di seberang sana, mereka yang hidup sederhana sudah merasa bahagia luar biasa ketika mendapatkan sepiring nasi meski belum ada jaminan di sore hari bisa mendapat makan. Mereka tetap bahagia dan mensyukuri rezeki yang didapatnya.

Bahagia memang bukan hanya milik orang kaya. Kebahagiaan ada di mana-mana karena milik semua orang, miskin ataupun kaya. Orang kaya mungkin lebih sering bahagia karena banyak keinginannya bisa terpenuhi dengan membelanjakan uangnya. Tetapi itu tak menjamin orang yang memiliki uang banyak lebih bahagia dibanding mereka yang uang atau kekayaannya lebih sedikit.

Suatu penelitian menyebutkan bahwa orang yang selalu membanding-bandingkan kekayaan atau jabatan yang diperolehnya dengan tetangga atau teman-temannya cenderung tidak bahagia. Mereka yang tahu ternyata gajinya lebih kecil dari teman atau tetangganya segera merasa kecewa. Dan makin tak bahagia jika ternyata gajinya paling kecil dari teman-teman dekatnya.

Masalahnya, bagaimana menemukan kebahagiaan itu?