Corona Menggila, Malaysia Mulai Hari Ini Lockdown Total

Ismail Sabri mengatakan karyawan dapat melaporkan pelanggaran tersebut ke Kementerian Sumber Daya Manusia dan kepolisian.

“Pusat perbelanjaan harus ditutup, kecuali supermarket dan tempat yang menjual makanan dan minuman dan kebutuhan dasar,” papar dia.

Hanya dua orang dari setiap rumah tangga yang diizinkan keluar untuk membeli kebutuhan pokok atau untuk layanan medis, dengan pergerakan terbatas pada radius 10 km.

Pernyataan dari Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional juga mengatakan, “Manufaktur dan sektor jasa terkait manufaktur yang diizinkan untuk beroperasi adalah untuk memastikan gangguan minimal pada rantai pasokan suku cadang penting, komponen dan produk jadi.”

“Ini penting untuk mendukung kelanjutan operasi infrastruktur kritis dan garis depan seperti keamanan, sistem perawatan kesehatan, informasi dan komunikasi serta memastikan pasokan kebutuhan dasar yang memadai untuk Rakyat (rakyat),” ujar dia.

Pengumuman itu muncul pada Minggu setelah Kantor Perdana Menteri mengumumkan pada hari Jumat bahwa Malaysia akan menjalani “penguncian total” dari 1 Juni hingga 14 Juni.

Jumlah COVID-19 Malaysia terus melonjak, dengan rekor 9.020 kasus baru dan 98 kematian pada Sabtu. Pada Minggu, ada 6.999 kasus baru. Sekarang ada lebih dari 560.000 kasus di seluruh negeri.

Putrajaya telah meyakinkan orang-orang bahwa akan ada persediaan makanan yang cukup untuk bertahan selama Fase 1 dari penguncian total. Namun, ada laporan antrean orang berbondong-bondong membeli kebutuhan dan barang untuk mengantisipasi pada Selasa.

Selama konferensi pers yang sama pada Minggu, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Noor Hisham Abdullah memperingatkan peningkatan harian 1.000 hingga 2.000 kasus baru bukanlah hal yang mustahil, dan bahwa jumlah kematian yang tinggi, seperti 98 kematian yang tercatat pada Sabtu, mungkin terus berlanjut dan bahkan meningkat tajam.

“Kementerian Kesehatan telah memperingatkan bahwa situasi mungkin muncul di mana dokter mungkin harus membuat pilihan yang sulit, untuk memprioritaskan tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) untuk pasien dengan potensi pemulihan yang lebih tinggi, daripada mereka dengan prognosis yang buruk,” ujar dia memperingatkan.[sindonews]