Dibalik Hubungan Senyap Zionis Israel Dengan Negara Arab

Eramuslim – Sejumlah sikap kontradiksi diperlihatkan sejumlah negara Arab terhadap Zionis Israel terkait permasalah Palestina, baik secara terang-terangan maupun tersembunyi.

Sebuah situs berita Yahudi “walla” membongkar sikap kontradiksi sejumlah negara Arab, dan perbedaan statmen mereka di depan dan sikap sebenarnya di belakang layar.

Pembantai warga Palestina dalam aksi demo damai di perbatasan Jalur Gaza-Israel dalam sebulan terakhir menjadi bukti nyata sikap munafik sejumlah negara Arab terhadap permasalahan Al Quds.

Kerajaan Arab Saudi

Pemerintah Riyadh mengutuk serangan biadab Israel terhadap warga Palestina yang berdemo dan menuntut hak sah mereka. Sementara putera mahkotanya Muhammad bin Salman bertemu dengan perwakilan yahudi di Amerika, dan mengatakan bahwa dirinya percaya terhadap hak yahudi dan bangsa Israel di negaranya, dan hubungan antara sejumlah negara teluk dan Israel adalah bekerjasama saat perdamaian tercapai.

Informasi terkait pertemuan putera mahkota Saudi, menyebutkan bahwa dirinya menyampaikan kritik keras terhadap Palestina, dan meminta mereka menerima sejumlah solusi yang diberikan kepada mereka.

Menurut situs Walla, Ben Salman membangun hubungan kuat dengan Presiden Donald Trump, dan menyampaikan kepada pejabat Otoritas Palestina agar menerima sarannya menjadikan Abu Deis sebagai ibukota negara Palestina.

Mengutip pernyataan suami puteri Presiden Trump, Paul Jared Kouchner dalam peresmian kedubes AS ke al-Quds beberapa hari lalu, suasana di kawasan berubah untuk kepentingan Israel, hari ini para sekutu berpartisipasi menghadapi ancaman bersama, klaimnya.