Doa Saat Muslimin Terkepung Musuh

Nabi dan para sahabat sempat mengalami aneka macam peperangan. Salah satu perang yang unik ialah perang Khandaq atau perang Ahzab. Dikatakan unik karena dalam perang ini tidak seorang Muslimpun keluar dari kota Madinah. Perang ini berupa perang urat syaraf. Kaum Muslimin dikepung di dalam kota Madinah selama hampir sebulan. Yang mengepung adalah pasukan kafir Musyrikin yang bersekutu bersama Yahudi. Ahzab artinya pasukan yang bersekutu.

Perang Ahzab sesungguhnya bukanlah peperangan yang mendatangkan kerugian besar, malah lebih banyak bersifat perang urat saraf. Korban yang jatuh dari kedua belah fihak, yakni fihak Muslimin dan Musyrikin, dapat dihitung dengan jari. Sekalipun begitu, perang ini menentukan sejarah Islam. Perang ini berakhir dengan jatuhnya mental para pengepung menghadapi musim dingin yang demikian menusuk lalu puncaknya ketika Allah menurunkan pasukanNya berupa angin kencang alias taufan yang memporak-porandakan kemah-kemah pasukan musuh. Akhirnya pasukan kafir Musyirikin bubar jalan pulang ke kampung masing-masing.

Saudaraku, walaupun tidak sama persis sesungguhnya apa yang dialami oleh rakyat Gaza dewasa ini mirip dengan kondisi para sahabat saat perang Ahzab. Bangsa Palestina Gaza di bawah kepemimpinan Hamas menghadapi pengepungan pasukan Yahudi Zionis Israel. Selama berbulan-bulan Muslimin Gaza telah dipenjara dengan diberlakukannya blokade atas segenap perbatasan wilayah mereka. Belum lagi ketika agresi Israel atas rakyat Gaza berlangsung tampaknya terjadi kerjasama Israel dengan Amerika dan pemerintahan negera-negara Barat lainnya. Bahkan tidak sedikit pengamat yang memandang bahwa beberapa negara-negara Arab yang tunduk kepada Amerika cenderung berfihak kepada Israel, walaupun dilakukan malu-malu. Yang pasti, dalam berbagai demo yang berlangsung di seantero penjuru dunia tidak sedikit muncul spanduk yang jelas-jelas memposisikan Presiden Mesir Hosni Mubarak sebagai kolaborator Israel karena tidak sudi membuka perbatasan Mesir-Gaza, yakni the Rafah Crossing.

Saudaraku, ketika kami menulis artikel ini agresi brutal Yahudi Zionis Israel telah memasuki hari ke 18. Dan semalam kita mendengar kabar bahwa upaya pasukan Israel merangsek ke dalam kota Gaza City sungguh dilakukan dengan tingkat kebiadaban yang belum  pernah dikenal dalam sejarah. Langit Gaza City menyala akibat banyaknya ledakan yang menggempur, terutama menjelang masuknya waktu subuh. Dalam keadaan seperti ini kita teringat sabda Nabi kepada para sahabat ketika menghadapi kepungan Musyrikin dalam perang Ahzab. Beliau bersabda sebagai berikut:

« والذي نفسي بيده ، ليفرجن عنكم ما ترون من الشدة ، وإني لأرجو أن أطوف بالبيت العتيق آمنا ، وأن يدفع الله عز وجل إلي مفاتيح الكعبة ، وليهلكن الله كسرى وقيصر ، ولتنفقن كنوزهما في سبيل الله عز وجل »

“Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya, Allah pasti akan mengeluarkan kalian dari kesulitan yang sedang kalian hadapi. Aku berharap dapat melakukan tawaf dengan aman di sekitar Baitullah (Ka’bah) dan Allah akan menyerahkan kunci-kuncinya kepadaku. Allah pasti akan membinasakan Kisra dan Kaisar, dan harta karun mereka akan kita belanjakan di jalan Allah.” (HR Baihaqy 1292)

Saudaraku, sungguh hati kita menjadi pilu karena hanya bisa menonton lewat layar kaca penderitaan yang dilalui saudara-saudara kita di Gaza. Malam demi malam mereka lalui dengan mencekam karena bertalu-talunya suara dentuman mortir dan rudal Israel. Sebagai pengamat dari kejauhan sungguh tidak banyak yang bisa kita lakukan. Tetapi satu hal yang pasti sebagai sesama orang beriman kita senantiasa optimis bahwa Allah akan menolong saudara-saudara kita orang-orang beriman dan para Mujahidin Gaza. Maka marilah mulai malam ini kita sampaikan doa untuk mereka. Marilah kita bacakan doa yang Nabi baca ketika kepungan pasukan Ahzab sudah sedemikian rupa menimbulkan ketegangan di dalam barisan kaum Muslimin. Inilah doa beliau sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Bukhary:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي بَعْضِ أَيَّامِهِ الَّتِي لَقِيَ فِيهَا الْعَدُوَّ يَنْتَظِرُ حَتَّى إِذَا مَالَتْ الشَّمْسُ قَامَ فِيهِمْ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ وَاسْأَلُوا اللَّهَ الْعَافِيَةَ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ ثُمَّ قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ السَّحَابِ وَهَازِمَ الْأَحْزَابِ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ

 

“Sesungguhnya Rasulullah pada sebagian harinya ketika berhadapan dengan musuh menunggu terbenamnya matahari. Kemudian beliau tampil di hadapan para sahabat dan bersabda: ”Wahai manusia, janganlah kalian berangan-angan ingin segera berjumpa dengan musush. Mohonlah kepada Allah keselamatan. Dan bila kalian berhadapan dengan musuh, maka bersabarlah. Dan ketahulaih bahwa surga berada di bawah bayang-bayang pedang.” Kemudian Nabi berdiri dan berdoa: ”Allahumma munzilal-kitab wa mujriyas-sahab wa hazimal-ahzab, ahzimhum wanshurnaa ’alaihim” (Ya Allah, yang menurunkan Kitab, menggerakkan awan dan menghancurkan pasukan bersekutu, hancurkanlah mereka dan tolonglah kami mengalahkan mereka.” (HR Muslim 3276)

 

دَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْأَحْزَابِ عَلَى الْمُشْرِكِينَ فَقَالَ اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيعَ الْحِسَابِ اللَّهُمَّ اهْزِمْ الْأَحْزَابَ اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ

Nabi berdoa pada saat perang Ahzab menghadapi (kepungan) Musyrikin: “Allahumma munzilal-Kitab, sari’al hisab. Allahummahzim Al-Ahzab, Allahummahzimhum wa zalzilhum.” (Ya Allah, yang menurunkan Kitab, cepat perhitungannya. Ya Allah hancurkanlah pasukan bersekutu. Ya Allah, hancurkanlah mereka dan porak=porandakanlah mereka).” (HR Bukhary 2716)