10.000 Muslim Tunisia Gagal Berangkat Haji Tahun Ini

Muslim Tunisia kemungkinan tidak bisa menunaikan ibadah haji dalam musim haji tahun ini, karena pemerintahnya membatalkan pemberangkatan haji warga negaranya. Menteri Agama Tunisia, Boubaker Akhzouri dalam pengumuman yang disampaikannya mengatakan, untuk pertama kalinya Tunisia memberlakukan membatalkan pemberangkatan ibadah haji dan pembatalan itu dilakukan demi keselamatan warga negaranya.

Alasan keselamatan berkaitan dengan resiko penyebaran flu babi saat pelaksanaan haji dan ketiadaan vaksin flu babi yang akan diberikan pada calon jamaah haji. Menurut Akhzouri, Tunisia sebenarnya suah memesan vaksin tersebut tapi pesanan baru akan tiba di negara itu akhir bulan Oktober. Sementara pemerintah Arab Saudi menetapkan peraturan hanya akan memberikan visa haji dua minggu setelah calon jamaah haji mendapatkan imunisasi vaksi flu babi.

Menkes Tunisia mengatakan, pihaknya lebih memprioritaskan kesehatan fisik bagi para calon jamaah haji karena Islam mengajarkan pentingnya kesehatan fisik bagi mereka yang akan berhaji. Akibat kebijakan tersebut, sekitar 10.000 calon jamaah haji asal Tunisia terancam gagal berangkat ke tanah suci.

Pengumuman pembatalan pemberangkatan jamaah haji oleh pemerintah Tunisia berselang satu hari dengan sambutan yang disampaikan Menkes Saudi bagi tiga juta calon jamaah haji yang akan datang ke tanah suci. Menkes Saudi, Ziad Bin Ahmed Memish dalam pernyataannya mengatakan, meski peringatan akan ancaman virus flu babi masih pada level kewaspadaan tinggi, pemerintah Saudi memutuskan untuk tetap menyelenggarakan ibadah haji tahun ini.

Menurutnya, pihak Saudi sudah melakukan uji coba dan pengamatan atas ancaman penyebaran flu babi pada pelaksanaan umrah pada bulan Ramadan kemarin. "Dan hanya terjadi 26 kasus infeksi flu babi dari dua juta jamaah umrah di bulan Ramadan kemarin," kata Memish. (ln/mol)