Ahmad Jarba, Presiden Koalisi Suriah : Saya Tidak Akan Beristirahat Hingga Bantuan Senjata Mengalir ke Pasukan Pembebasan Suriah

ahmad jarbaAhmad Jarba, yang memiliki hubungan dekat dengan Arab Saudi, kepada Reuters menyatakan  oposisi tidak akan menghadiri  konferensi perdamaian yang diusulkan di Jenewa yang disponsori oleh Amerika Serikat dan Rusia kecuali posisi militernya sudah menjadi kuat.

“Menghadiri Konferensi Jenewa dalam keadaan ini sangat tidak mungkin. Jika kita  pergi ke Jenewa kita harus kuat dulu di tanah Suriah , tidak seperti situasi sekarang, kita masih  lemah,” kata Jarba setelah kembali dari peninjauan di provinsi Suriah utara Idlib, di mana ia bertemu dengan komandan brigade pembebasan Suriah.

“Saya pikir situasi akan lebih baik dari sebelumnya. Saya pikir senjata ini akan tiba ke Suriah segera,” katanya.

“Prioritas saya (adalah) untuk mengamankan dukungan dua poin penting bagi rakyat Suriah:  Militer dan kemanusiaan.  Kami sedang bekerja untuk mendapatkan senjata canggih kepada tentara pembebasan Suriah untuk membebaskan wilayah dari rezim Assad,” tambahnya.

Jarba menawarkan pasukan Assad untuk gencatan senjata selama bulan suci Ramadhan, yang dimulai pada hari Selasa 9 Juli 2013, untuk menghentikan pertempuran di kota yang terkepung di Homs, di mana pejuang  Muslim Sunni menghadapi pertempuran  ganas dan serangan udara oleh Militer Assad yang didukung oleh pasukan Syiah Hizbullah.

Homs, 140 km (88 mil) utara Damaskus, terletak di persimpangan strategis yang menghubungkan ibukota dengan pangkalan militer di wilayah pesisir dikendalikan oleh Syiah Alawit Assad, sebuah cabang dari Syiah yang telah mendominasi pemerintahan Suriah atas  mayoritas Muslim  Suriah sejak 1960-an.

“Kami menatap bencana kemanusiaan yang nyata di Homs. atas kezaliman Assad, yang mesin militernya  ditopang oleh Iran dan Hizbullah ,” kata Jarba.

“Saya nyatakan bahwa saya  tidak akan beristirahat sampai mendapatkan senjata canggih yang dibutuhkan untuk menyerang balik Assad dan sekutu-sekutunya …. Saya memberikan waktu kepada diri saya hanya  satu bulan untuk mencapai apa yang saya maksud untuk melakukan,” tambahnya.

Setelah bertemu delegasi dari Homs, Jabra menyumbangkan $ 250.000 dari uangnya sendiri untuk mendukung upaya bantuan kemanusiaan di kota. Aktivis yang bertemu dengan  Jarba mengatakan sisa pejuang Muslim  di Homs bisa jatuh dalam beberapa hari bila tidak ada bantuan senjata dan amunisi.

Jarba lahir di provinsi timur laut Hasaka, yang dihuni oleh orang-orang Arab dan Kurdi, Jarba  bersuku  Shammar, suku Arab yang besar yang membentang dari Arab Saudi dan Irak. Dia adalah tahanan politik Suriah selama dua tahun pada 1990-an.

Dia juga ditangkap selama  empat dekade pemerintahan keluarga Assad dan oleh almarhum ayahnya, yang meletus pada Maret 2011. (RTS/Dz)