AI: Tidak Singgung Kejahatan Perang Israel, Laporan Winograd Cacat

Organisasi HAM Amnesty International (AI) menilai laporan Winograd belum menjawab aspek penting dalam perang 34 hari antara Israel dan Hizbullah di Libanon tahun 2006 lalu, yaitu "kejahatan perang" yang dilakukan Israel selama perang berlangsung.

AI menilai Israel telah melakukan pelanggaran berat hukum kemanusiaan internasional dalam serangan-serangannya ke Libanon, karena kebijakan pemerintah dan militer rejim Zionis dalam perang tersebut tidak membedakan antara target militer dengan properti dan infrastruktur publik dan antara pejuang Hizbullah dan warga sipil di Libanon.

Direktur AI untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara Malcolm Smart dalam keterangan persnya Kamis (31/1) yang dikutip situs Israel Ynet mengatakan, laporan Winograd tidak menggunakan kesempatan untuk mengkritisi kebijakan dan keputusan di balik pelanggaran-pelanggaran hukum internasional itu, termasuk kejahatan perang yang dilakukan pasukan Israel.

AI berpandangan bahwa Komisi Winograd seharusnya punya kekuatan untuk memanggil para saksi ke pengadilan dan memerintahkan tuntutan terhadap para pejabat pemerintah dan militer Israel yang dianggap bertanggungjawab atas "tindakan-tindakan kriminal" tersebut. Tapi ternyata Komisi Winograd hanya membatasi tugasnya berupa mengkaji strategi militer dan keputusan politik saja, dan tidak secara serius menginvestigasi pelanggaran hukum kemanusiaan internasional dan kejahatan perang yang dilakukan pasukan dan pemerintah Israel.

Menurut AI, yang paling menanggung beban berat atas serangan-serangan Israel ke Libanon dalam perang 2006 lalu, bukan kelompok Hizbullah tapi warga sipil Libanon. "Dari 1.190 orang tewas, mayoritas adalah penduduk sipil dan ratusan korban diantraranya adalah anak-anak, " tukas AI yang menyatakan bahwa laporan Komisi Winograd cacat dan masih banyak kekurangan.

Kekecewaan atas laporan Komisi Winograd juga diungkapkan oleh pihak Libanon. PM Libanon Fuad Siniora menilai kaporan Komisi Winograd tidak banyak berpengaruh untuk menghentikan kemungkinan terulangnya serangan Israel ke Libanon di masa depan. Siniora mengkritik laporan yang sama sekali tidak menuntut tanggung jawab pejabat pemerintah dan militer Israel yang melakukan kejahatan perang terhadap rakyat Libanon.

"Tujuan musuh (Israel) terhadap Libanon masih sama, yaitu menyerang Libanon di masa datang. Laporan itu tidak menyebut-nyebut kejahatan perang dan pembantaian massal rakyat Libanon oleh pasukan Israel, dan tidak menyebut betapa besarnya kerusakan infrastruktur publik seperti rumah sakit, sekolah-sekolah, tempat ibadah, masjid-masjid dan pemukiman warga, " tandas Siniora.

Sementara itu, faksi pejuang Palestina Hamas menyatakan, laporan Winograd menunjukkan bahwa miiter Israel lemah. Untuk itu Hamas menyerukan rakyat Palestina untuk melipatgandakan perlawanan dan perjuangan melawan rejim Zionis Israel. (ln/arabnews)