Akibat Perang Seperlima Penduduk Irak Buta Huruf

Departemen Pendidikan Irak mengeluarkan pernyataan bahwa hampir seperlima dari penduduk Irak mengalami buta huruf dan memiliki keterkaitan yang kuat dengan adanya kekerasan serta peningkatan yang luar biasa dalam jumlah penduduk yang mengalami putus sekolah.

Pernyataan resmi departemen pendidikan Irak terkait banyaknya buta huruf dari warga Irak bertepatan dengan pengumuman yang dikeluarkan oleh organisasi PBB yang memperkirakan bahwa seperlima dari orang dewasa Irak, yaitu antara usia 10 dan 49, tidak tahu cara membaca atau menulis, surat kabar berbasis di London al-Hayat melaporkan Rabu kemarin (15/9).

Gelombang kekerasan yang menyapu negara itu sejak invasi pimpinan Amerika 2003 memainkan peran penting dalam meningkatkan tingkat buta huruf di Irak, kata Walid Hassan, juru bicara Departemen Pendidikan.

"Tingginya tingkat buta huruf sejak invasi terutama karena anak-anak menjadi putus sekolah dan bekerja demi menghidupi keluarga mereka setelah mereka kehilangan segalanya dalam perang," katanya dalam pernyataan tersebut.

Perang juga membuat sulit bagi pemerintah untuk menerapkan UU wajib pendidikan dan membuat para keluarga tidak bisa mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah atau menjadikan anak-anak mereka drop out sebelum menyelesaikan pendidikan dasar mereka.

Ketidakstabilan politik negara tersebut telah menderita sejak tahun 2003, kata pernyataan itu, sehingga menyebabkan tidak adanya strategi pendidikan yang komprehensif dan kurangnya pendanaan yang tepat.

"Tidak ada cukup koordinasi antara pemerintah dan pihak terkait, seperti sektor swasta, dan masyarakat sipil."

Pernyataan itu menambahkan bahwa selain kebutuhan untuk merumuskan strategi baru dan mengembangkan kurikulum sekolah, pusat-pusat untuk mendidik orang dewasa harus didirikan dalam rangka untuk mengajar warga Irak yang buta huruf yang telah melewati usia masa sekolah.

"Kami telah membuka beberapa pusat pendidikan di beberapa governorat dan menyusun kurikulum yang sesuai dengan umur dan keterampilan siswa, namun hal ini membutuhkan anggaran secara keseluruhannya."

Illiteracy rates Tingkat buta huruf

Menurut pernyataan kementerian pendidikan, persentase buta huruf di kalangan perempuan Irak adalah 24%, lebih dari dua kali lipat persentase di antara perempuan (11%). Adapun anak-anak dari kedua jenis kelamin, sekitar 19% antara usia 10 dan 14 tahun tidak bersekolah.

Tingkat buta huruf berbeda menurut daerah karena mencapai 25% di pedesaan dan tidak melebihi 14% di wilayah perkotaan. Persentase berbeda menurut propinsi dan mencapai tingkat terendah di Diyala, Baghdad, dan Kirkuk dan tertinggi di Duhok dan As Sulaymaniyah di kawasan Kurdi.

Pada pertengahan 1980-an, Irak tercatat sebagai negara yang bebas buta huruf setelah pemerintah meluncurkan kampanye luas untuk menghilangkan buta huruf. (fq/aby)