Al-Qaidah Ancam Jerman Untuk Segera Ganti Pemimpinnya

Gerakan Al-Qaidah telah memperingatkan Jerman untuk mengubah pemerintah mereka dalam pemilu 27 September nanti, dengan mengatakan mereka akan menghadapi "kebangkitan buruk" jika mereka tidak segera merubah pemerintahannya, menurut dua lembaga pemantauan intelijen.

Jerman juga diperintahkan untuk menarik mundur 4.200 pasukannya dari Afghanistan atau mereka akan diserang di rumah mereka, kata kelompok yang berbasis di AS ini.

Dalam rekaman video seorang pria yang diidentifikasi sebagai Abu Thalhah Al-Jermani, dan berbicara dalam bahasa Jerman, mengatakan bahwa jika Kanselir Angela Merkel terpilih kembali, "peristiwa pahit sedang menunggu Jerman," menurut laporan IntelCenter dan SITE Intelligence Group.

Dia kemudian bertanya: "Nyonya Merkel, apa hasil logis yang dituai oleh Inggris dan Spanyol konservatif atas dukungan mereka bagi perang Irak?" dalam referensi yang jelas adalah serangan di Madrid dan London pada tahun 2004 dan 2005.

Abu Thalah muncul dalam rekaman video untuk menyarankan bahwa jika para pemilih Jerman tidak memperhatikan peringatannya, Al-Qaidah akan bertindak dalam waktu dua minggu.

Kementerian dalam negeri Jerman mengatakan ada risiko Peningkatan serangan terhadap tanah Jerman menjelang pemilu, dan mengatakan supaya adanya keamanan di bandara dan stasiun kereta api lebih diperketat.

Dalam lanjutan rekaman videonya Abu Thalhah berkata: "Al-Qaidah meminta anda untuk menjauh dari semua tempat yang tidak diperlukan dalam dua minggu menjelang pemilu, jika masyarakat Jerman tidak memutuskan untuk menarik tentara mereka dari Afghanistan. Jaga anak-anak Anda di dekat Anda dalam masa-masa ini. "

Abu Thalhah, yang bernama asli Bekkay Harrach, menurut Pihak berwenang Jerman merupakan penduduk asli Maroko, dan di awal umur 30-an, dirinya sempat sebentar tinggal di Bonn dan sekarang diduga berada di Afghanistan-daerah perbatasan Pakistan.

Dalam rekaman itu, ia meminta para pemuda muslim di Jerman untuk membiarkan al-Qaidah melakukan tindakan pertama jika jihad itu akan dimulai di Jerman, dan mengatakan mereka akan diberitahu seandainya ada tindakan yang diperlukan setelah itu.

Dia juga mengatakan kota Kiel "akan tetap menjadi kota damai, tidak peduli berapa lama konflik terjadi’.

Abu Thalhah mengatakan jika Jerman menarik diri dari Afghanistan, Al Qaidah tidak akan menjadikan Jerman sebagai target serangan mereka.

"Jika Jerman sekarang cenderung ke arah perdamaian, maka mujahidin akan cenderung menuju perdamaian, juga. Dengan keberangkatan yang terakhir tentara Jerman dari Afghanistan, mujahid terakhir di Jerman akan ditarik juga.

"Sudah saatnya bagi Jerman untuk tahu bahwa Afghanistan bukan provinsi ke-17 Jerman dan bahwa itu bukan ‘tenda bir ‘ di mana tempat untuk melaksanakan ‘Oktoberfest’ sepanjang tahun," tambahnya.

Keaslian dari rekaman video berdurasi hampir 26-menit ini belum dapat diverifikasi secara independen.

Abu Thalhah pertama kali muncul dalam sebuah video berjudul "Jerman’s Rescue Plan", dari sayap media Al-Qaidah – As-Sahab, pada tanggal 17 Januari yang lalu.(fq/ta)