Anggota Parlemen Inggris: Saatnya Inggris Hapus Citra 'Anjing Pudel' nya AS

Anggota parlemen Inggris mendesak pemerintah mereka untuk ‘tidak terlalu menghormati’ pemerintah AS, dan menekankan bahwa citra Inggris sebagai "anjing pudelnya" Washington sangat merusak.

Komite luar negeri di majelis rendah parlemen Inggris mengeluarkan laporan pada hari Ahad kemarin (28/3) menyerukan sebuah pendekatan "keras kepala" kepada penghubung Anglo-Amerika.

Para anggota parlemen mengatakan bahwa hari-hari dimana ‘hubungan khusus’, istilah yang diciptakan oleh Winston Churchill pada tahun 1946, telah berakhir dan Inggris harus berhenti mengasumsikan bahwa prioritas dari kedua negara akan selalu bersamaan.

Komite menambahkan bahwa sementara hubungan antara kedua negara tetap dekat, namun Inggris harus mengurangi rasa hormatnya dan lebih bersedia untuk berkata ‘tidak’ kepada AS dalam isu-isu yang jelas di mana mereka mungkin berbeda.

"Persepsi bahwa pemerintah Inggris adalah anjing pudel yang tunduk kepada pemerintah AS yang mengarah ke masa invasi ke Irak dahulu berefek sangat luas – baik di kalangan publik Inggris dan masyarakat luar negeri," kata komite itu.

Mereka menambahkan bahwa persepsi ini sangat merusak reputasi dan kepentingan Inggris.

Laporan baru-baru ini muncul di tengah meningkatnya kritik atas peran Inggris dalam Invasi ke Irak tahun 2003 dan kemudian melanjutkan perang di Afghanistan.

Sejak tahun 2001 invasi dibawah kepimpinan Amerika, lebih dari 250 tentara Inggris tewas di Afghanistan, angka yang lebih tinggi daripada korban tewas yang di derita Inggris dalam perang tahun 1982 atas konflik kepulauan Malvinas, yang dikenal sebagai Kepulauan Falkland, dengan Argentina.

Muncul laporan bahwa agen-agen rahasia AS telah menggunakan pangkalan militer Inggris di Samudera Hindia untuk mengirim tahanan ekstra yudisial untuk di interogasi dan dilaporkan terjadinya penyiksaan dalam interogasi tersebut telah menambahkan bensin ke dalam api kemarahan publik.(fq/prtv)