Apa Arti Dibantainya Muslim Uighur, Saudi?


Apa arti dibantainya Muslim Uighur bagi Negara Arab Saudi? Ya, Negara tempat dilaksanakannya ibadah haji itu akan ikut merayakan 60 tahun berdirinya Republik Rakyat Cina. Perayaan hari kemerdekaan Cina itu dihadiri oleh para diplomat, pejabat, pengusaha, dan sebagian masyarakat, Selasa kemarin—begitu menurut laporan Arab News.

Muhammad A. Tayeb, Direktur Jenderal Departemen Luar Negeri, Mekkah yang juga juga meruapakan kepala tamu, mengatakan hubungan bilateral "yang kuat dan semakin kuat" antara pemerintah Saudi dan Cina. Dia juga menyebutkan luasnya hubungan perdagangan antara kedua negara.

Konsul Jenderal Cina Wang Yong mengggambarkan Arab Saudi sebagai “saudara tersayang" negaranya. Tak lupa pula ia mengingatkan bahwa Saudi selalu berada dalam garis terdepan dalam menolong Cina, setiap kali Cina menderita dari bencana alam. "Hubungan ini dapat dianggap sebagai model ideal bagi hubungan persahabatan antara Cina dan dunia Arab," tambahnya.

Volume perdagangan antara kedua negara telah mencapai $ 41.8 milyar pada tahun 2008, dan karena itu pula tidak heran Saudi menjadi mitra dagang terbesar Cina di Asia Barat dan Afrika Utara selama delapan tahun terakhir. Bahkan, KerajaanSaudi tetap merupakan sumber utama energi bagi Cina, begitu penuturan tambahan Wang Yong.

Yong mengatakan baik Cina maupun Arab Saudi merupakan contoh ekonomi yang kuat, terutama ketika dunia telah terkena dampak penurunan ekonomi. "Perekonomian Cina terus tumbuh pada angka 7,1 persen."

Dengan populasi 1,3 miliar, Cina telah menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia dan menduduki tempat pertama dalam cadangan devisa di dunia. "Reformasi ekonomi Cina di masa lalu telah memberi kontribusi pada prestasi negara dalam ekonomi dan semua bidang-bidang usaha lainnya," tambah Yong.

Sampai sejauh ini, hanya Saudi yang bisa dipastikan satu-satunya Negara Arab yang ikut berpartisipasi dalam perayaan Cina ini. Sedangkan Negara-negara Arab lainnya masih tetap mengecam dan mengutuk tindakan pemerintah Cina yang berada di balik pembantaian Muslim Uighur beberapa bulan lalu. (sa/arabnews)