"AS Harus Tahu, Kami Sangat Membenci Kalian …"

Kebijakan-kebijakan luar negeri AS dengan dalih ‘perang melawan teror’ menimbulkan sentimen anti-AS yang makin menguat terutama di negeri-negeri Muslim, salah satunya di Pakistan. Kebencian rakyat Pakistan terhadap AS diungkapkan oleh pejabat kementerian luar negeri AS bidang diplomasi publik, Judith McHale.

McHale mengutip pernyataan wartawan Pakistan Ansar Abbasi yang mengecam keras kebijakan-kebijakan luar negeri AS. "Dia (Abbasi) mampu berbahasa Inggris dengan baik, dan dia bilang ribuan manusia tak berdosa terbunuh gara-gara kami (AS) memburu Usamah bin Ladin," kata McHale menirukan pernyataan Abbasi.

Menurut McHale, Abbas juga mengatakan padanya bahwa rakyat Pakistan membenci semua orang Amerika. "Anda harus tahu bahwa kami membenci semua orang Amerika, dari lubuk hati yang paling dalam, kami benci Anda," masih kata McHale mengutip ucapan Abbasi, seperti dilansir New York Times, edisi Kamis (20/8).

Pemerintahan Obama berusaha merangkul kelompok-kelompok Islamis di Pakistan dalam upayanya memberangus para pejuang dan pendukung Taliban yang oleh AS diduga banyak bersembunyi di daerah-daerah pedalam Pakistan yang berbatasan langsung dengan Afghanistan. Selama ini, militer AS di Afghanistan berulangkali melanggar kedaulatan negara Pakistan dengan melakukan serangan pesawat tanpa awak ke wilayah Pakistan, dengan dalih menghancurkan basis-basis Taliban. Serangan-serangan itu menimbulkan banyak korban jiwa di kalangan warga sipil di Pakistan.

AS berhasil membujuk pemerintahan Pakistan untuk ikut menumpas kelompok Taliban di negerinya. Militer Pakistan pun melakukan berbagai operasi militer terhadap basis-basis Taliban, terutama di lembah Swat dan Waziristan Selatan. Operasi militer Pakistan lewat dukungan AS ini memicu krisis kemanusiaan dimana hampir 3 juta warga Swat terpaksa mengungsi untuk menghindari pertempuran antara kelompok Taliban dan militer Pakistan. Sementara AS menjanjikan bantuan dana milyaran dollar pada pemerintah Paksitan atas imbalan kesediaan pemerintah Pakistan ikut menumpas Taliban.

Namun upaya itu ternyata belum mampu melemahkan posisi Taliban. Pada akhirnya, pemerintah Pakistan bernegosiasi dengan Taliban dan memenuhi tuntutan Taliban agar diberlakukan syariah Islam di wilayah-wilayah yang menjadi basis Taliban. Sebuah keputusan yang ditentang AS.

AS lalu mengirim utusan khususnya untuk Pakistan dan Afghanistan, Richard Hoolbroke yang ditugaskan mendekati dua partai Islamis terbesar di Pakistaan Jammat-e-Islami dan Jamiat Ulama Islam dan membujuk kedua partai ini agar mau bersama-sama AS memerangi Taliban. Tapi AS harus gigit jari, karena kedua partai islamis tersebut justeru menekan AS agar segera mengakhiri penjajahannya di Afghanistan dan Pakistan.

Rakyat Pakistan sendiri sudah muak dengan perilaku negara AS yang melakukan serangan sepihak sehingga menimbulkan korban jiwa di kalangan warga tak berdosa di Pakistan. Survei yang digelar Gallup Pakistan belum lama ini menunjukkan bahwa 74 persen rakyat Pakistan menganggap AS sebagai musuh mereka. Hasil serupa terlihat dalam survei yang dilakukan Pew Research Center’s Global Attitudes yang menunjukkan bahwa 64 persen rakyat Pakistan memandang AS sebagai musuh. (ln/wb/iol)