AS Kemungkinan Akan Kirim Lebih Banyak "Predator" ke Libya

Amerika Serikat sedang mempertimbangkan pengiriman lebih banyak pesawat Predator dan pesawat pengintai lainnya untuk bergabung dalam konflik Libya atas permintaan NATO.

Seorang pejabat senior Pentagon, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Departemen Pertahanan AS telah melihat semua kemungkinan untuk mengirimkan lebih banyak pesawat tak berawak ke Libya, Los Angeles Times melaporkan Kamis kemarin (21/7).

NATO telah meminta Pentagon untuk memebrikan pesawat tambahan, mengatakan pesawat semakin sulit untuk menemukan target sejak pasukan rezim Libya semakin menggunakan fasilitas sipil, seorang pejabat senior NATO mengatakan.

Beberapa pejabat dan komandan AS menentang rencana itu karena Departemen Pertahanan AS akan dipaksa untuk membawa kembali drone dari zona perang di Afghanistan dan Irak, menurut pejabat Pentagon.

"Alasan mengapa hal ini sulit adalah bahwa segala yang kita miliki saat ini digunakan di tempat lain," tambah pejabat itu.

Langkah ini mengungkapkan perubahan besar dalam strategi AS di Libya sejak Leon Panetta mengambil alih Pentagon awal bulan ini.

Robert Gates, mantan menteri pertahanan AS menuntut bahwa sekutu Eropa untuk berbuat lebih banyak dalam kampanye militer Libya. Namun, Panetta mengatakan kemenangan dalam perang Libya adalah salah satu prioritas utamanya.

Pesawat Drone bisa tetap di udara selama beberapa jam atau lebih dan mengirim video secara live dan informasi intelijen lainnya untuk kantor pusat di darat serta memiliki kemampuan untuk membawa dua rudal darat ke udara.

Para pejabat AS menambahkan bahwa Washington mungkin memutuskan untuk menggunakan peralatan militer juga, berikut pengakuan organisasi oposisi Libya.(fq/prtv)