Pemimpin Syria Bashar al-Assad menuduh Israel tidak serius dalam perdamaian, dan mendorong Timur Tengah, ke arah perang baru, tegasnya. Pernyataan itu disampaikan Rabu kemarin oleh Presiden Assad, menanggapi perkembangan dan situasi di kawasan itu saat ini.
"Israel tidak serius untuk mencapai kemajuan perdamaian, semua fakta menunjukkan bahwa Israel mendorong ke arah perang di kawasan Timur Tengah", ujar Assad saat bertemu dengan Menlu Spanyol Miguel Angel Moratinos. Sementara itu, Rabu pagi, Menlu Syria, Walid Muallem, memperingatkan Israel, bahwa perang sewaktu-waktu bisa pecah, antara Syria dengan Israel, dan jika perang pecah, akan berlangsung di dalam negeri Israel, ucap Muallem.
Muallem juga menegaskan jika pecah perang, akan terjadi perang habis-habisan, sampai masuk ke kota-kota Israel. Reaksi Muallem ini berkenaan dengan pernyataan Menhan Israel, Ehud Barak, di mana Barak menegaskan Konferensi Herzliya, bahwa tidak mencapai persetujuan perjanjian, dan kedua negara akan masuh ke dalam kancah perang.
"Faktanya Timur Tengah, akan kembali ke dalam kancah perang, dan bila negosiasi dan perundingan yang sudah berlangsung 15 tahun itu, gagal", tambah Barak. Sementara Menlu Syria, Muallem, jika pecah perang, adalah perang total, dan perang yang paling mahal’, ucapnya.
Memang, sejak tampilnya Netanyahu menjadi perdana menteri, nampaknya situasi di Timur Tengah semakin panas, dan menjurus ke arah perang, dan potensi itu telah di sulut oleh Israel dengan langkah kebijakannya yang sangat agresif, termasuk menghadapi Syria, Iran, Hamas, dan Hisbullah. (m/jp)