Asy-Syabaab: Laki dan Perempuan Bukan Mahram Dilarang Jabat Tangan

Pejuang Asy-Syabaab yang merupakan link Al-Qaidah di Somalia selatan yang dilanda perang telah melarang laki-laki dan wanita yang bukan mahram dari berjabat tangan, berbicara atau berjalan bersama di depan umum, lapor warga setempat, Sabtu kemarin (8/1). Warga yang melanggar aturan bisa dipenjara, dicambuk atau dihukum dengan hukuman yang lebih keras.

Para pejuang Syabaab juga telah telah melarang perempuan bekerja di depan umum.

"Ini adalah aturan mengerikan saya merasa seperti berada dalam tahanan. Saya sudah mulai mengabaikan salam dari perempuan untuk menghindari hukuman," kata Hussein Ali lewat telepon dari kota Somalia selatan Jowhar. Peraturan juga sedang diberlakukan di kota Elasha.

Orang-orang bersenjata merazia bus untuk wanita berpakaian tidak benar atau perempuan bepergian sendirian, kata mahasiswa Hamdi Osman di Elasha. Dia bilang dia pernah dipukuli karena mengenakan pakaian tradisional Somalia bukan jubah panjang hitam yang disukai oleh para pejuang.

Desakan kelompok Islamis bahwa perempuan harus mengenakan jubah panjang telah maksa banyak perempuan untuk tinggal di rumah.

Asy-Syabaab menguasai sebagian besar Somalia selatan dan tengah, dan kelompok ini sedang mencoba untuk menggulingkan pemerintah yang didukung PBB.

Tapi setelah 20 tahun perang saudara, pemerintah terlalu lemah, korup dan dibagi untuk menghadapi perlawanan dari para pejuang Asy-Syabaab. Pemerintah Somalia dilindungi oleh 8.000 pasukan perdamaian Uni Afrika bersenjata berat tetapi gagal untuk memberikan jaminan atau layanan keamanan untuk penduduk.

Di Jowhar, para pejuang Syabaab sekarang juga bersikeras bahwa laki-laki harus memelihara janggut mereka tetapi mencukur kumis mereka, kata seorang warga lainnya, yang meminta tidak disebutkan namanya.(fq/aby)