Babak Baru Hubungan Bosnia-Serbia: Turki Kembali "Jajah" Eropa

Hubungan dua negara Bosnia dan Serbia yang sejak tiga dekade silam selalu dipenuhi ketegangan akibat perang dan pembantaian etnik Muslim-Bosnia yang dilakukan pihak Serbia, kini mulai memasuki babak sejarah baru.

Setelah berbagai macam dialog tingkat tinggi antar kedua negara, yang difasilitasi Turki, dan berlangsung lebih dari lima tahun, Bosnia akhirnya mau "berdamai" dengan Serbia dan berencana untuk membuka kedutaan besarnya di Beogard, Serbia.

Selasa (9/2) malam kemarin, menteri luar negeri Bosnia, Serbia, dan Turki mengadakan pertemuan diplomatik di Ankara, Turki. Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengungkapkan keoptimisannya akan masa depan hubungan Bosnia-Serbia yang lebih baik.

"Kami berkomitmen untuk merubah arah sejarah di kawasan Balkan (Eropa Tenggara). Sejak tiga dekade terakhir, telah terjadi semacam krisis hubungan antara Bosnia dan Serbia. Namun, berkat upaya diplomatik dan dialog yang terus kita lakukan, pada akhirnya kita mulai berhasil keluar dari kemelut dan krisis itu," kata Davutoglu.

Ditambahkan Davutoglu, yang menjadi moderator dan juru bicara pertemuan itu, dalam waktu dekat Bosnia akan membuka kedutaannya di Serbia.

Untuk menindak lanjuti rencana-rencana perdamaian dan kerjasama strategis antara kedua negara, pertemuan antar Menlu ketiga negara itu pun akan terus berlangsung selama sebulan kedepan.

Menteri Luar Negeri Serbia, Vuk Jeremic, mengatakan pihaknya sangat gembira dan menyambut baik inisiatif ini. Dikatakannya, hal ini adalah proyek diplomasi yang sangat dinanti-nanti dan sangat strategis.

Di sisi yang lain, Menteri Luar Negeri Bosnia Sven Alkalaj mengungkapkan rasa terimakasih kepada Turki yang telah berusaha keras mewujudkan proyek perdamaian ini. Alkalaj berharap inisiatif ini akan menjadi babak sejarah baru yang lebih baik.

"Kami sangat berterimakasih kepada Turki atas upaya kerasnya mewujudkan inisiatif damai ini. Semoga ini akan menjadi babak sejarah baru di kawasan Balkan yang lebih baik," kata Alkalaj dalam bahasa Turki yang fasih.

Sukses dan mulusnya inisiatif dialog dan proyek perdamaian Bosnia-Serbia yang digagas dan difasilitasi Turki ini tak pelak kembali mencuatkan dan menguatkan peran serta pengaruh Turki di kawasan Balkan. Balkan kembali menjadi wilayah "kekuasaan" dan pengaruh Turki. Pun, selama berabad-abad lamanya, dahulu kawasan Balkan pernah menjadi wilayah bagian dari imperium Turki-Utsmani.

Suksesnya proyek ini juga menambah poin kesuksesan upaya mediasi Turki sebelumnya atas negara-negara yang bersengketa, semisal Suriah-Israel, Suriah-Lebanon, Irak-Suriah, Armenia, dan lain-lain.

Jauh-jauh hari Menlu Turki Ahmet Davutoglu telah menegaskan jika negaranya akan kembali "turun gunung" dan memainkan peran di kancah internasional sebagaimana yang pernah terjadi di masa imperium Ottoman-Turki (Turki Utsmani) dulu.

Davutoglu juga menegaskan, bahwa negaranya akan menjadi pengendali dan pengatur kebijakan di kawasan-kawasan mulai Timur Tengah, Kaukasus, Asia Tengah, hingga Balkan (kawasan-kawasan yang dahulu pernah menjadi wilayah bagian imperium Ottoman-Turki).

Saat kedatangannya di Turki, kedua Menteri Luar Negeri Bosnia dan Serbia disambut hangat oleh PM Turki Recep Tayyep Erdogan. (A. Ginanjar Sya’ban)