Barak: Kita Harus Meminta Maaf untuk Kesalahan Penyerangan Armada

Menteri Pertahanan Ehud Barak mengatakan Jumat ini (29/7) – menyusul pertemuan dengan para pejabat pemerintahan AS – bahwa Israel harus mencapai kompromi dengan Turki – bahkan jika hal itu berarti negara Yahudi ini harus meminta maaf atas serangan mematikan terhadap armada Gaza tahun lalu.

"Saya tidak berbicara tentang permintaan maaf atas blokade atau meminta maaf atas armada, namun tentang mengatakan bahwa jika ada kesalahan yang dibuat selama operasi – kami menyesal hal itu," jelasnya.

"Saya tidak suka itu," aku menteri pertahanan tersebut dalam sebuah jumpa pers, "tapi itu bukan hal yang buruk untuk memiliki hubungan yang wajar dengan Turki di wilayah yang memiliki ketidakstabilan di Mesir, perampingan di Arab Saudi dan sikap permusuhan Iran."

Menurut Barak, ahli hukum senior di Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan percaya Israel harus mencapai kesepakatan dengan Turki jika ingin mempertahankan tentaranya.

Barak bertemu Kamis kemarin (28/7) dengan Wakil Presiden AS Joe Biden, Hillary Clinton, Menteri Pertahanan Leon Panetta dan Penasihat Keamanan Nasional Tom Donilon.

Rangkaian pertemuan memperkuat pandangan menteri pertahanan tersebut bahwa konflik dengan Ankara harus diselesaikan. Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman, di sisi lain sangat menentang setiap permintaan maaf da Israel.

Pada hari Jumat ini, Barak diperkirakan akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk membahas laporan Palmer yang menyelidiki serangan armada.

"Di satu sisi, laporan ini termasuk kesimpulan yang sangat penting bagi Israel, yang menempatkan Turki di satu sisi dalam hal pembenaran untuk blokade, pembenaran untuk menghentikan armada dan pembenaran untuk menggunakan kekuatan," kata Barak.

"Di sisi lain," ia menambahkan, "ada unsur bermasalah yang berurusan dengan apa yang terjadi selama operasi. Kami tidak setuju dengan beberapa hal, tapi kita harus membuat pilihan antara laporan bermasalah dan mencapai pemahaman dengan Turki, sehingga hal-hal yang mengganggu kita dapat dijelaskan dan tidak ada tuntutan hukum di seluruh dunia yang berasal dari Turki dan Turki terhadap Israel serta terhadap para perwira dan komandan militer. "(fq/ynet)