Israel Sesumbar Akan Serang Iran Dalam Hitungan Hari atau Jam

Laporan-laporan tentang rencana serangan rezim Zionis Israel ke fasilitas-fasilitas nuklir Iran terus mengemuka. Surat kabar Times mengutip seorang pejabat senior pertahanan Israel yang mengungkapkan bahwa begitu pemerintah memberi lampu hijau, militer Israel akan melakukan serangan massif ke Iran dalam hitungan hari.

Menurut pejabat tadi, Pasukan Pertahanan Israel akan mengambil setiap langkah untuk bersiap diri untuk sewaktu-waktu menggelar apa yang mereka sebut sebagai "serangan yang beresiko."

"Israel ingin memastikan, jika militernya diberi lampu hijau, mereka bisa menyerang Iran kapan saja, dalam hitungan hari bahkan jam setelah perintah dikeluarkan. Mereka membuat berbagai persiapan untuk setiap kemungkinan. Pesan yang ingin kami sampaikan pada Iran adalah bahwa ancaman kami bukan sekedar kata-kata," kata sumber tersebut.

Sebagai persiapan mengglear "serangan udara massif" ke Iran, Israel sudah melengkapi diri dengan tiga pesawat tempur Airborne Warning and Control (AWAC) dan misi-misi regional sebagai upaya untuk menstimulasi serangan. Komando Front Nasional Israel juga mengumumkan agenda memobilisasi kekuatan militer dalam latihan militer terbesar yang pernah dilakukan Israel pada tanggal 2 Juni mendatang. Rakyat Israel juga sudah disiapkan untuk menghadapi kemungkinan balas dendam yang akan diterima Israel.

Times dalam laporannya menyebutkan, target utama serangan Israel ke Iran adalah fasilitas pengayaan uranium di kota Natanz dan reaktornya di kota Arak, serta pusat produkasi bahan bakar nuklir di Isfahan.

Israel dilaporkan sudah melakukan latihan perang sejak satu tahun lalu untuk menghadapi kemungkinan perang dengan Iran, mengingat jarak Israel ke Iran yang cukup jauh. Surat kabar New York Times dalam laporannya di bulan Juni tahun 2008 menyebutkan bahwa Israel pada awal bulan Juni telah melakukan latihan perang yang diduga sebagai persiapan perang Israel ke Iran. Latihan itu digelar di timur Mediterania dan Yunani dengan melibatkan lebih dari 100 pesawat tempur Israel jenis F-16 dan F-15, helikopter tempur bahkan tank-tank pembawa bahan bakar.

"Kami tidak mau melontarkan ancaman pada Iran tanpa menyiapkan dukungan kekuatan militer. Israel sudah melakukan persiapan untuk menunjukkan bahwa Israel siap bertindak," tulis Times mengutip seorang sumber intelejen Israel. Tapi sumber itu mengakui, Israel baru akan menyerang Iran jika sudah mendapat persetujuan dari pemerintah AS.

Angkatan Udara AS harus memberikan ijin pada angkatan udara Israel yang akan melewati wilayah Irak untuk menuju Iran. Deputi Direktur Institute for National Security Studies, Ephraim Kam meyakini bahwa pemerintahan Obama tidak akan memberi ijin untuk hal semacam itu karena wacana yang berkembang di lingkungan pertahanan AS, mereka tidak yakin operasi yang akan dilakukan Israel ke Iran akan berhasil. Israel kini sedang melakukan berbagai cara untuk mencari alasan untuk memulai seranganya ke Iran. Lembaga think-tank di AS, Center for Strategic and International Studies (CSIS) dalam laporannya hari Kamis kemarin mengingatkan akan adanya misi-misi rahasia Israel untuk menghentikan program nuklir Iran.

"Serangan militer Israel ke fasilitas-fasilitas nuklir Iran bisa saja terjadi dan Israel akan mengambil rute yang paling optimum dalam melakukan serangan dengan menyusuri perbatasan Suriah-Turki, kemudian melewati sebagian wilayah Irak, kemudian masuk ke Iran. Rute itu pula yang akan digunakan oleh pesawat-pesawat tempur Israel untuk kembali ke markasnya di Israel.

"Beberapa pesawat tempur, harus mengisi bahan bakar di perjalanan. Mencapai target tanpa bisa dideteksi atau diusir saat di tengah jalan merupakan misi yang penuh resiko dan kompleks. Sulit dijamin bahwa keseluruhan misi ini akan berhasil," demikian penilaian yang dilakukan CSIS.

Sementara itu, Iran kembali menegaskan bahwa negara itu tidak akan mundur selangkahpun hanya karena ancaman-ancaman dari Israel. Kepala Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Hassan Firouzabadi dalam peringatan hari angkatan bersenjata Iran mengatakan bahwa Tehran tidak bersedia berdialog dengan negara manapun yang memilih diam melihat arogansi Israel di Timur Tengah.

"Kami tidak mau duduk untuk bernegosiasi dengan mereka yang tutup mata dan telinga atas kebrutalan Israel dan malah memilih berbicara atas nama entitas Zionis," kata Mayjen Firouzabadi.

Rencana pemerintahan Obama untuk mengubah bentuk komunikasi dengan Iran memicu polemik di Tehran yang mencurigai sikap AS meski dalam berbagai kesempatan sejumlah pejabat AS berusaha melakukan pembicaraan dengan para diplomat Iran guna membuka kembali negosiasi terkait program nuklir Iran.

Lebih lanjut, Kepala Angkatan Bersenjata Iran menegaskan bahwa Tehran bersedia dialog dengan AS jika AS benar-benar mewakili rakyatnya dalam dialog dan bukan sebagai pendukung Israel. (prtv)