Biografi Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan Al Buthi

Revolusi Musim Semi Arab

Pada saat prahara Revolusi Musim Semi Suriah 2011 hingga kini untuk menggulingkan pemerintahan Basyar Al Assad, secara mengejutkan ia mengambil sikap yang berseberangan dengan kelompok Islamis lainnya.

Secara politis ia mendukung rezim Basyar Al Assad dan sekutunya Hizbullah Lebanon.

Salah seorang murid beliau menjelaskan bahwa keputusan Syaikh Al Buthi tidak mendukung revolusi adalah karena ia tidak menyetujui cara-cara kekerasan atau perang yang dilakukan aktivis Islam dan mujahidin dari Ikhwanul Muslimin, Salafi, Al Qaidah, dan lainnya.

Ia memandang bahwa revolusi berdarah memiliki mudharat yang lebih besar daripada menanggung kezhaliman rezim Basyar Al Assad.

Ia menyetujui perubahan rezim dan perbaikan pemerintahan Suriah yang dilakukan secara damai melalui reformasi dan bukan revolusi.

Atas sikapnya tersebut ia mendapat kritikan tajam dari berbagai kalangan dan mendapat dukungan dari kalangan yang lain.

Kamis 22 Maret 2013 malam, seperti biasanya Syaikh Al Buthi mengisi kajian tafsir Al Quran pekanan di Masjid Al Iman, Mazra’a, Damaskus. Kajian ini dilaksanakan selepas shalat Maghrib.

Namun, saat kajian berlangsung seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan bom di tengah-tengah majelis ilmu yang sedang diampunya.

Dalam kejadian tersebut Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan Al Buthi meninggal dunia bersama 42muridnya, sedangkan 84 lainnya mengalami luka-luka, termasuk cucu Syaikh Al Buthi.

Menanggapi kematian Syaikh Al Buthi, salah satu rekannya dalam dunia tasawuf, Al Habib Ali Al Jufri mengabarkan keadaan beliau sebelumnya, “Aku telah meneleponnya dua minggu lalu dan beliau (Syaikh Al Buthi) berkata pada akhir perkataannya: ‘Tidak tinggal lagi umur bagiku melainkan beberapa hari yang boleh dihitung. Sesungguhnya aku sedang mencium bau surga dari belakangnya. Jangan lupa, wahai Saudaraku, untuk mendoakanku.’

Beberapa hari sebelum kewafatannya, beliau juga berkata, “Setiap apa yang berlaku padaku atau yang menuduhku atas ijtihadku, maka aku harap ia tidak terlepas dari ganjaran ijtihad.” Maksud Syaikh Al Buthi adalah bahwa dalam ijtihad yang betul mendapat dua ganjaran dan yang tidak mendapat satu ganjaran, sebagaimana hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Selain itu beredar kabar juga, bahwa Syaikh Al Buthi akhir-akhir ini mendoakan kehancuran rezim Syiah Nusairiyah yang dipimpin Basyar Al Assad, dan sedang dikawal ketat oleh pihak tentara.

Semoga Allah membalas segala kebaikan beliau dan mengampuni segala kesalahan beliau.

[Fimadani]