Blair, “Anda Membuat Saya Malu Sebagai Orang Inggris”

Nasib buruk sedang menaungi Perdana Inggris Tony Blair. Di dalam negeri ia sedang menghadapi desakan kuat untuk mundur dari jabatannya. Di luar negeri, citra Blair juga tidak jauh lebih baik. Sejumlah warga Palestina dan Libanon, menolak kehadiran Blair di negeri itu dan menyatakan persona non grata (orang yang tidak disukai) terhadap Blair, karena dukungannya terhadap Israel.

Di Ramallah Palestina, aksi unjuk rasa mewarnai pertemuan Blair dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas, Minggu (10/9). Seorang pengunjuk rasa membentangkan selebaran bertuliskan ‘Be a darling Tony dan don’t show ur face here.’ Para pengunjuk rasa itu melakukan aksi demo di luar kompleks gedung kepresidenan di Ramallah sambil mengibar-ngibarkan bendera Palestina.

Sejumlah aktivis perdamaian asal Inggris, menggalang aksi tersebut. Mereka mengenakan T-hhirt dengan kata-kata anti Blair, salah satunya berbunyi,’Tony Blair anda membuat saya malu sebagai orang Inggris.’

surat kabar Inggris The Guardian, edisi Sabtu (9/9) memuat pernyataan PM Palestina Ismail Haniyah yang menuding Blair telah menyebabkan ‘penderitaan tak terperi’ bagi rakyat Palestina, karena mendukung boikot serta sangsi terhadap pemerintahannya.

Penolakan terhadap Blair juga dilakukan oleh pemimpin Syiah yang sangat berpengaruh di Libanon, Ayatullah Muhammad Hussein Fadlallah. Ia bahkan mendeklarasikan persona non grata terhadap Blair.

Ia menegaskan Blair tidak diterima di Libanon, karena Blair adalah antek-antek utama serangan Israel ke Libanon yang didukung oleh AS. "Blair memberikan fasilitas bagi datangnya persenjatan-persenjataan yang merusak milik AS di Israel dan telah menghalang-halangi upaya gencatan senjata dengan alasan dirinya menolak solusi yang bersifat parsial" terhadap perang Israel-Hizbullah di Libanon, sambung Fadlallah.

"Kita tidak boleh membiarkan dia (Blair) datang dan tidak memberi kesempatan baginya untuk muncul sebagai juru damai. Dia adalah laki-laki pencetus perang dan kekerasan," ujar Fadlallah.

Di dalam negerinya sendiri, Blair sedang menghadapi tekanan kuat dari mayoritas anggota parlemen Inggris yang marah pada Blair karena secara buta sudah mengikuti langkah Bush menghalang-halangi gencatan senjata ketika mesin-mesin perang Israel membunuh warga sipil tak berdosa di Libanon. (ln/iol)