Banjir Bom Buka Lapangan Pekerjaan di Pakistan

Satu-satunya sisi baik dari banjir bom di Pakistan adalah lapangan pekerjaan yang baru. Seperti diketahui, saat ini negeri Muslim itu menjadi ajang ledakan bom, baik dari pemerintah, tentara asing, ataupun rakyat yang menolak kehadiran kekuatan asing. Pekerjaan itu adalah sekuriti alias satpam.

"Saya beruntung mendapatkan pekerjaan dalam keadaan seperti ini, ketika ribuan pengangguran bermunculan," ujar Gul Nawaz, 24, kepada IslamOnline.net. Nawaz adalah salah satu dari ribuan penjaga keamanan yang baru disewa oleh sekitar 70.000 sekolah-sekolah swasta di seluruh Pakistan karena takut serangan pembalasan atas serangan militer yang berkelanjutan terhadap militan Taliban setempat.

Nawaz, yang telah mencari pekerjaan selama beberapa bulan, asalnya bekerja sebagai driver untuk broker lokal di Islamabad Stock Exchange. Ia kehilangan pekerjaan itu karena krisis keuangan global yang melanda lembaga keuangan di negara Muslim Asia.

"Saya tahu ini bukan waktu yang baik untuk menjadi penjaga keamanan tapi saya sangat membutuhkan pekerjaan," katanya. "Saya takut dan putus saat melihat papan ‘Tidak Ada Lowongan’ dimana pun saya melamar."

Terdapat sekitar 220.000 sekolah di Pakistan, dimana 150.000 adalah milik negara dan 70.000 adalah milik swasta. Sebagian besar sekolah-sekolah swasta yang dijalankan oleh pensiunan perwira militer, birokrat dan pengusaha besar.

Badan keamanan bahkan memasang iklan di koran lokal dan nasional mencari lebih banyak penjaga keamanan. "Kami merekrut sebanyak mungkin penjaga baru untuk memenuhi kebutuhan sekarang," ujar Ikram Sehgal, direktur Path Finders Keamanan, badan keamanan swasta terkemuka. "Ada hampir 40 sampai 50 persen peningkatan dalam bisnis kami dibandingkan dengan tahun lalu."

Sekolah swasta dipaksa untuk mengatur keamanan mereka sendiri. Pemerintah Pakistan secara tidak resmi menolak memberikan layanan keamanan kepada mereka karena kekurangan sumber daya dan lebih sibuk memerangi Taliban.

Seorang satpam menerima gaji bulanan antara RS 6000-12000 (80-150 dolar AS), tergantung pada kualitas dan kredibilitas badan keamanan mereka. (sa/iol)