Bom di Bandara Domodedovo Moskow Dianggap Sebagai Serangan Teroris

‘Teroris’ menyerang lagi di jantung Rusia, dengan seorang pembom bunuh diri meledakkan diri hari Senin kemarin (24/1) di Moskow di bandara tersibuk dan mengubah terminal internasional kedatangan menjadi berasap, penuh darah serta tubuh yang terpotong-potong, para korban berteriak dan koper-koper ditinggalkan begitu saja. Setidaknya 35 orang tewas, termasuk dua wisatawan Inggris.

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan di bandara Domodedovo yang juga melukai 180 orang, walaupun militan Islam di wilayah Rusia selatan Chechnya selalu disalahkan atas serangan-serangan sebelumnya di Moskow, termasuk pemboman bunuh diri ganda pada sistem kereta bawah tanah ibukota pada bulan Maret 2010 yang mengakibatkan 40 kematian.

Kantor berita Interfax mengatakan, kepala tersangka pembom telah ditemukan.

Presiden Dmitry Medvedev menyebut serangan itu sebagai serangan teroris dan segera memperketat keamanan di dua bandara komersial Moskow lainnya dan sarana transportasi utama.

Ini adalah kedua kalinya dalam tujuh tahun bandara Domodedovo terlibat dalam serangan teroris: Pada tahun 2004, dua pembom bunuh diri perempuan menembus keamanan yang longgar di sana, membeli tiket ilegal dari personil bandara dan naik ke pesawat dan meledakkan diri dalam penerbangan dan menewaskan 90 orang.

Medvedev membatalkan rencana untuk melakukan perjalanan Selasa ini ke Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, dimana ia bertujuan untuk mempromosikan Rusia sebagai surga investasi yang menguntungkan untuk para pemimpin bisnis dunia.

Perdana Menteri Vladimir Putin juga memerintahkan menteri kesehatan untuk mengirim wakilnya ke rumah sakit untuk memastikan yang terluka mendapatkan perawatan medis yang mereka butuhkan.

Di Washington, Presiden Barack Obama mengutuk "tindakan keterlaluan aksi terorisme" tersebut dan menawarkan bantuan. Perdana Menteri Inggris David Cameron, yang berbicara dengan Medvedev juga memberikan dukungan kepada Rusia untuk menuntaskan masalah ini.

Serangan hari Senin kemarin kemungkinan besar dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri dan aparat keamanan sedang berupaya mengidentifikasinya," kata juru bicara Komite Investigasi Vladimir Markin, menambahkan bahwa penyerang tampaknya telah mengenakan sabuk bahan peledak dibadannya.

Ledakan itu terjadi pada pukul 16:32, saat ratusan penumpang dan pekerja berada di bagian longgar yang kurang dijaga dari terminal. Mereka disemprot dengan pecahan peluru sekrup dan bantalan bola besi, dimaksudkan untuk menyebabkan korban sebanyak mungkin.

Terminal penuh dengan asap tebal dan para saksi menggambarkan terminal telah menjadi sebuah adegan horor.

"Ada banyak darah, kaki yang putus terbang di sekitar lokasi," kata Yelena Zatserkovnaya, seorang pejabat Lufthansa.

Video amatir menunjukkan tumpukan mayat di lantai, dengan tubuh yang tewas lainnya tersebar di seluruh lokasi.

Sergei Lavochkin, yang sedang menunggu seorang teman yang datang dari Kuba, mengatakan kepada televisi Rossiya 24: "Saya mendengar ledakan keras, dan melihat panel plastik jatuh dari langit-langit dan mendengar orang-orang berteriak Kemudian orang mulai melarikan diri.."

Bandara Domodedovo ditutup sementara untuk lalu lintas udara segera setelah ledakan, tapi segera dibuka kembali. Beberapa jam kemudian, penumpang tiba untuk penerbangan mereka berbaris di luar menunggu untuk melewati detektor logam yang telah dipasang di pintu masuk.

Dibangun pada tahun 1964, bandara Domodedovo terletak 26 mil (42 kilometer) tenggara Moskow dan merupakan yang terbesar dari tiga bandara utama yang ada di ibukota, menangani lebih dari 22 juta orang tahun lalu. Secara umum dianggap sebagai bandara Moskow paling modern, tetapi keamanannya telah dipertanyakan.

Pihak Bandara menegaskan keamanan adalah salah satu prioritas utama, dengan mengatakan di situsnya bahwa "operasi teknologi canggih menjamin keselamatan penumpang dan tamu dalam kondisi ‘hidup." (fq/ap)