Brasil vs Israel

Setelah Inggris dan Spanyol, kali ini Brasil yang melawan Israel. Negara yang tenar dan identik dengan sepakbola ini merekomendasikan Israel untuk dikeluarkan dari forum Pasar Bebas Terbesar Ketiga atau Third Largest Export Market.

Parlemen Brazil, atau tepatnya, Komisi Hubungan Luar Negeri dan Pertahanan Nasional telah kemarin (22/9) merekomendasikan bahwa parlemen tidak meratifikasi Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) antara Mercosur dan Israel sampai "Israel menerima pembentukan negara Palestina di perbatasan tahun 1967".

Keputusan ini merupakan tindakan eksplisit dan tekanan pada pemerintah Israel untuk mematuhi hukum internasional. Keputusan ini merupakan pukulan besar bagi ekonomi Israel dan hubungan luar negerinya. Mercosur adalah salah satu dunia yang paling cepat dalam memperluas pasar dan ekonomi terbesar kelima di dunia. Ekspor Israel ke Mercosur berjumlah hampir 600 juta dolar pada tahun 2006.

Israel telah banyak berinvestasi terutama di Brasil. Brasil sendiri, bahkan tanpa FTA, adalah tujuan ekspor terbesar Israel yang ketiga. Pada tahun 2005, Ehud Olmert, menteri perdagangan pada waktu itu, mengunjungi Brasil untuk mendapatkan dukungan Presiden Lula untuk persetujuan. Sedangkan sebulan lalu, menteri luar negeri Israel, Avigdor Liberman juga mengunjungi Brazil untuk mendesak ratifikasi perjanjian.

Sejak awal dari perundingan FTA, masyarakat sipil telah menolak kesepakatan perdagangan. Akibatnya, Komisi setuju untuk mendengarkan dengar pendapat publik sebelum proses pemungutan suara kemarin.

"Ini akan menjadi kontribusi yang kecil (untuk perjuangan Palestina), tapi harus spesifik. Perjanjian tersebut hanya dapat berlaku jika disetujui oleh negara-negara Mercosur. Seperti Uruguay yang telah setujui, kami akan bekerja sama dengan Argentina dan Paraguay. Pemerintah Lula telah berani," kata Mr Nilson Mourão (PT-AC). (sa/uruknet)