Buntut dari Pendirian Kampus "Ikhtilat', Ulama Senior Saudi Mundur dari Dewan Ulama

Buntut dari pendirian kampus ‘ikhtilat’ yang direstui dan merupakan bagian dari program reformasi Raja Abdullah Saudi dan akibat pernyataan-pernyataan kritisnya serta kecaman terhadap kampus "King Abdullah University Science and Technology"(KAUST)- akhirnya ulama Saudi Syaikh Saad bin Nasser al-Shethri mengundurkan diri dari dewan Dewan Ulama Senior pada hari ahad kemarin (4/10).

Syaikh Saad bin Nasser al-Shethri mengundurkan diri dari dewan ulama senior – datang hanya beberapa hari setelah ia muncul di sebuah stasiun televisi satelit berbasis di Qatar al-Majd dan mengecam kampus yang baru dibuka oleh Raja Abdullah tersebut yang menawarkan pendidikan campur baru antara pria dan wanita.

Syaikh Shithri adalah salah satu dari beberapa ulama Saudi yang menentang berdirinya universitas sains yang menerapkan dan membolehkan campur baur dalam perkuliahan, yang berada di luar kewenangan kementerian pendidikan yang didominasi oleh ulama konservatif.

Raja Saudi Abdullah bin Abdul Aziz sendiri, yang telah menggalakkan dan mempromosikan gerakan reformasi sejak menjabat pada tahun 2005, menerima pengunduran diri Syaikh Shithri.

Para ulama senior mengatakan sebaiknya seorang ulama yang menyusun dan mengawasi kurikulum jurusan kedokteran hewan untuk mencegah ideologi asing seperti " teori evolusi" masuk dalam kurikulum dan menyarankan membentuk sebuah komite Untuk memastikan semua kurikulum tidak melanggar Syari’ah, atau hukum Islam.

"Kami melihat beberapa ilmu pengetahun yang telah memasukkan beberapa ideologi asing yang tidak beraturan, seperti teori evolusi dan ideologi-ideologi lain yang sejenis," seperti dilaporkan harian surat kabar al-Watan mengutip pernyataan Shithri pekan lalu dalam menanggapi pertanyaan dari publik.

Namun dirinya kemudian menarik kembali pernyataan dan menekankan pentingnya universitas dalam kemajuan pendidikan. Dia juga menuduh wartawan mengambil pernyataannya di luar konteks.

Saluran TV Al-Majd berusaha untuk berlepas diri dari pernyataan Syaikh Shithri dalam sebuah acara di TV tersebut, sembari mengatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas pernyataan Shithri. Direktur Eksekutif TV Al-Majd – Saqr Ahmed menekankan bahwa komentar kritis itu merefleksikan pendapat pribadi syaikh Shithri.

Pernyataan Shithri menimbulkan kemarahan di kalangan kaum liberal dan para kolumnis Saudi, yang telah mendukung universitas dan liberalisasi pendidikan dan menuduh balik Shithri dan stasiun TV Al-Majd berusaha mengabaikan peran universitas dalam pendidikan dan lebih memfokuskan diri pada masalah-masalah kecil yang mungkin untuk menyebarkan kontroversi.

Seorang kolumnis dari surat kabar yang berbasis di London Asharq al-Awsat menggambarkan fokus yang luar biasa atas pendidikan campuran sebagai "keadaan kronis atas obsesi kebajikan yang berjalan dengan pelan."

"Ini adalah strategi para kaum konservatif untuk mengendalikan universitas atau setidaknya memiliki peran dalam hal itu. Ini adalah trik lama bagi mereka untuk mendominasi pendidikan serta melakukan sabotase atas reformasi," kata Jamal Khashoggi, editor kepala dari surat kabar Al-Watan.

King Abdullah University of Science and Technology (KAUST), dirancang untuk menghasilkan ilmuwan, dan merupakan satu-satunya lembaga pendidikan di dalam kerajaan Saudi yang membolehkan adanya campur baru pria dan wanita di dalam kelas dan kampus. Dan kampus ini sendiri terletak di dekat Laut Merah yang jauh dari jangkauan polisi moral Saudi.(fq/aby)