Buntut Menu Halal, Resto Cepat Saji Prancis Berurusan dengan Polisi

Buntut dari jaringan restoran cepat saji "Quick" Prancis mengganti menu burgernya dengan daging halal tidak menggunakan Bacon (daging babi asap), resto cepat saji tersebut harus berurusan dengan pihak kepolisian.

Kepolisian Perancis menyelidiki klaim bahwa jaringan restoran "Quick" hanya melayani burger berdaging halal di beberapa restoran mereka untuk melayani umat Islam, hal ini menurut mereka restoran "Quick" telah melakukan diskriminasi terhadap pelanggan mereka yang lain.

Jaksa di Lille memerintahkan penyelidikan kepada polisi Prancis pada hari Jumat kemarin (19/2), kata juru bicara kejaksaan, setelah walikota yang berpaham Sosialis di dekat kota Roubaix menggugat jaringan resto "Quick" mengganti menu burgernya dengan daging halal untuk pelanggan dari umat Islam di delapan cabang mereka dari 350 cabang yang mereka miliki di seluruh Prancis.

"Mengapa orang-orang di Roubaix dipaksa harus pergi ke Lille atau di tempat lain untuk mencari menu burger berbacon?" kata Franck Berton, pengacara walikota Roubaix, kepada Reuters.

Restoran Prancis tidak berkewajiban untuk menawarkan berbagai produk, dan ada banyak restoran halal dan kosher (halal versi yahudi) di Eropa yang menjadi tempat terbesar bagi komunitas Yahudi dan Muslim.

Namun, Walikota Rene Vandierendonck dan politisi lain menuduh restoran "Quick" telah menerapkan "komunalisme" atau melanggar prinsip kesetaraan Perancis.

Restoran "Quick" telah memulai layanan menu halal mereka pada akhir November tahun lalu, namun kehebohan publik baru meletus minggu-minggu ini setelah pemimpin sayap kanan mengkritik "Quick" – tepat sebelum pemilihan daerah pada bulan Maret tahun ini.

Jaringan restoran cepat saji "Quick" saat ini menjadi pesaing untuk jaringan resto cepat saji global seperti McDonald’s di beberapa bagian Eropa – yang juga menawarkan daging sapi halal bukan babi di beberapa cabang mereka.

Pasar makanan halal saja diperkirakan sebesar 5,5 miliar euro dalam sebuah survei pada bulan Desember 2009, dan akan tumbuh semakin kuat dan meluas. (fq/aby)