Cegah "Ekstrimisme", Inggris Beri Bantuan kepada Otoritas Palestina

Sementara sebagian masyarakat Palestina dan dunia memperingati peringatan kekejaman Israel dalam melakukan agresi brutalnya ke jalur Gaza tahun lalu, Inggris malah menggelontorkan bantuan sebesar 50 juta poundsterling (sekitar 80 juta dollar) kepada Otoritas Palestina yang dianggap Inggris sebagai kelompok "moderat" di Ramallah, dan dana yang sangat besar dari Inggris tersebut diperuntukkan sebagai bagian dari "melawan ekstremisme di kalangan pemuda Palestina."

Dalam edisi hari Selasa (29/12) surat kabar Inggris "The Independent" memberitakan bawa pemerintah Inggris telah memberikan "hibah" kepada otoritas Palestina, bantuan ini datang setelah 24 jam setelah pembunuhan enam warga Palestina oleh pasukan Israel pada hari paling berdarah sejak akhir agresi Israel terhadap Jalur Gaza," yang dimulai pada Desember 27, 2008 lalu yang berlangsung selama 22 hari, meninggalkan lebih dari 1.400 tewas dan sekitar 5.500 terluka.

Surat kabar itu menyatakan bahwa "Pemerintah Inggris bereaksi dengan pemerintahan di Jalur Gaza setelah mereka menolak tindakan penduduk dari sektor tersebut yang berpartisipasi dalam peringatan yang diselenggarakan oleh Gerakan Perlawanan Islam (Hamas); untuk memprotes kondisi ekonomi masyarakat miskin akibat agresi Israel.

Pemerintah Inggris menjelaskan bahwa "Uang bantuan mereka akan diberikan kepada kelompok moderat Otoritas Palestina di Ramallah, dan sebesar 7 juta poundsterling akan digunakan untuk membantu masyarakat di wilayah Gaza selama musim dingin, juga akan diberikan bantuan kepada guru-guru yang bekerja di sekolah-sekolah yang dikelola oleh PBB (UNRWA)."

Sebelumnya pada bulan September lalu, terjadi perdebatan mengenai mata pelajaran terkait soal Holocaust yang akan di ajarkan oleh UNRWA di sekolah-sekolah di Gaza, Hamas sendiri mengecam ide untuk memberikan mata pejaran tersebut.

Untuk melawan ekstremisme

Surat kabar The Independent mengutip pernyataan sejumlah guru di sekolah-sekolah UNRWA bahwa "tantangan terbesar yang mereka hadapi dalam menghadapi anak-anak pengungsi dan 260 ribu pengungsi lainnya adalah bagaimana mengatasi ekstremisme akibat perang baru-baru ini di Gaza dan pengepungan yang terus berlanjut di Gaza".

Direktur operasi UNRWA di Gaza, John Ging menyatakan "membuka blokade akan sangat membantu dalam mengatasi radikalisasi di kalangan pemuda Gaza. "

Seperti yang dinyatakan oleh Menteri Negara Inggris untuk Pembangunan Internasional – Douglas Alexander bahwa "kampanye pendidikan di Gaza dengan membersihkan dari ide-ide ekstremis adalah kunci untuk membangun masa depan daerah itu. Dan UNRWA akan berada di garis depan untuk mengkompensasi penurunan volume pendidikan di Gaza, pada waktu yang sama, kurikulum pelajaran UNRWA akan lebih mempromosikan hak asasi manusia dan toleransi sosial, politik dan mendukung upaya-upaya untuk melawan tindakan ekstremisme." (fq/iol)