Beberapa kota di Timur Tengah dan di Mediterania timur telah terpukul oleh kondisi cuaca yang ekstrim selama dua hari terakhir.
Hujan lebat dan angin kencang menutup pelabuhan dan menyebabkan pelayaran terganggu di Terusan Suez pada hari Ahad kemarin (12/12). Cuaca ekstrim juga menyebabkan penerbangan tertunda di bandara di wilayah ini.
Kondisi cuaca parah untuk 48 jam terakhir telah merusak sedikitnya 28 bangunan di kota pelabuhan Alexandria, Mesir.
Sebuah kapal pesiar Royal Caribbean yang tiba di pelabuhan Alexandria sangat terguncang oleh angin kencang yang berhembus.
Sebuah atap pabrik juga runtuh sehingga menewaskan tiga orang di Mesir, pejabat pemerintah dan media pemerintah melaporkan.
Di Tripoli, Libya, salju menyelimuti jalan-jalan dan jalanan tertutup. Angin yang kuat menyebabkan beberapa pohon tumbang, dan jatuh menimpa sebuah mobil yang sedang berjalan, menewaskan seorang wanita di dalamnya.
Di Ibukota Libanon Beirut sendiri telah menerima hujan salju setebal 106 mm (lebih dari 4 inci) sejak Jumat malam, dengan gunung terdekat tertutupi oleh salju. Gelombang laut mencapai hingga 10 m (33ft) memukul pantai, merusak perahu nelayan.
Yordania juga harus berjuang melawan badai pasir yang tertiup oleh angin yang kecepatannya mencapai 90 kilometer per jam (55 mil per jam), sedangkan pemerintah telah mengeluarkan peringatan, agar masyarakat untuk menjauh dari lembah-lembah untuk menghindari datangnya banjir.
Laporan terakhir media Mesir mengutip dari sumber-sumber keamanan dan saksi mata mengatakan bahwa telah 11 orang Mesir tewas dan 30 orang hilang dan 59 lainnya terluka pada hari Ahad kemarin dalam insiden di berbagai propinsi Mesir karena cuaca yang buruk. (fq/prtv/imo)