Deklarasi Muhammad Badi Sebagai Mursyid 'Am Ikhwan ke VIII

Di tengah ramainya kehadiran awak media, Dr.Muhammad Mahdi Akif, Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslimin ke VII dengan resmi menyatakan bahwa penggantinya adalah Dr.Muhamamd Badi Sami menjadi Mursyid ‘Am Ikhwan yang ke VIII, pada hari Jumat yang lalu.

Pemilihan pucuk pimpinan Ikhwan ini sempat dilanda "dinamika" yang mengagetkan banyak orang, setelah wakil dari Mursyid ‘Am mengundurkan diri dari pencalonan dan menuduh proses pemilihan dewan majelis Syuro Ikhwan dipenuhi dengan kecurangan. Namun dengan kebijakan seorang Mahdi Akif "kekisruhan" yang sempat terjadi bisa segera di eliminir sehingga pemilihan Mursyid ‘Am ke VIII Ikhwan dapat berjalan mulus.

Mahdi Akif dalam kata sambutannya pada konferensi pers mengumumkan dengan resmi pengganti dirinya yang akan menakhodai jamaah Islam terbesar ini, ia juga menyatakan bahwa Ikhwanul Muslimin dibawah kepemimpinan Muhammad Badi, memiliki platform reformasi yang jelas dan akan terus menerus melakukan evaluasi terhadap kurikulum serta aturan serta sikap Ikhwan kedepan dengan mengembangkan pandangan-pandangan Ikhwan yang fleksibilitas namun tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diyakini oleh jamaah Ikhwan, dan Ikhwan akan selamanya tetap berjalan dalam koridor yang benar selama prinsip saling menasehati terus diterapkan.

Sementara itu, Dr.Muhammad Badi yang resmi menjadi pengganti Akif sebagai Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslimin ke VIII menyatakan: "Saya ingin berterima kasih kepada guru kami, murobbi kami dan saudara kami Dr.Muhammad Mahdi Akif sebagai Mursyid ‘Am Ikhwan ke VII yang telah memimpin kapal besar Ikhwan di tengah badai dan kesulitan serta bisa mengatasi hambatan-hambatan yang ada, dan telah menampilkan model unik ini untuk semua pemimpin dan pejabat pemerintahan dan partai politik untuk memenuhi janji dengan mengajukan pimpinan baru untuk masa berikutnya. Tidak ada yang bisa saya ucapkan untuk mengungkapkan rasa cinta yang ada di hati ini untuk memberikan penghargaan sebesar-besarnya atas amanah ini, selain ucapaan Jazakallah Khair dan terima kasih juga untuk negara-negara sahabat."

Badi juga meyakini bahwa reformasi gradual Ikhwanul Muslimin tidak hanya sebuah perjuangan dengan cara damai dan konstitusional yang didasarkan pada dialog dan persuasif tanpa paksaan, dan menolak segala bentuk kekerasan baik yang yang dilakukan oleh pemerintah, maupun perorangan dan kelompok.

Kepemimpinan gerakan Ikhwanul Muslimin dunia ini cukup egaliter dan tidak otoriter serta modern, ditandai dengan selalu ada pergantian pemimpinnya dengan kata lain ada masa pergantian pemimpin, bukan memberikan jabatan pemimpin menjadi jabatan seumur hidup seperti yang terjadi di salah satu cabang Ikhwan di suatu negara.(fq/ikhwan)