Pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran di Teheran pekan lalu adalah operasi besar pertama dari direktur Mossad yang baru Tamir Pardo, situs Der Spiegel melaporkan Senin kemarin (1/8).
Artikel, yang mengutip sumber intelijen Israel, memaparkan survei serangkaian upaya pembunuhan yang melibatkan para ilmuwan Iran dalam 18 bulan terakhir dan menunjuk Mossad sebagai organisasi di garis depan kampanye Israel melawan bom nuklir Iran.
Menurut laporan, ilmuwan nuklir iran ditembak mati Sabtu lalu saat menjemput putrinya di TK. "Ini adalah operasi publik pertama oleh kepala baru Mossad Tamir Pardo," seorang sumber intelijen Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada koresponden Der Spiegel di Beirut.
Dia kemudian mengungkapkan bahwa korban terlibat dalam pengembangan switch untuk sebuah bom nuklir dan telah bekerja di sebuah pusat penelitian di utara Teheran.
Hari-hari setelah insiden itu banyak laporan yang saling bertentangan mengenai identitas korban. Media Iran awalnya mengiidentifikasi sebagai Darioush Rezaei, seorang profesor fisika dan ahli dalam transportasi neutron, tetapi dalam hitungan jam, pejabat kemudian mengatakan korban sebagai Darioush Rezaeinejad, mahasiswa elektronik.
Menurut laporan Der Spiegel, korban adalah Profesor Rezaei.
Pada bulan Januari 2010, ilmuwan nuklir Iran Mohammed Ali Masoudi dibunuh di Teheran. Pada bulan November tahun itu profesor fisika Majid Shahriari juga tewas.
Menurut sumber Der Spiegel, banyak perwira Angkatan Udara Israel yang mendorong untuk serangan udara pada situs nuklir Iran, sebagai bagian dari rencana Mossad untuk melawan proyek nuklir Iran..
"Ini juga masalah prestise antar organisasi," kata sumber itu. "Selama Mossad memimpin kampanye melawan program nuklir Iran maka mereka akan mendapatkan anggaran yang besar."(fq/ynet)