Di Inggris, Resesi Ekonomi Picu Orang Bunuh Diri

Setelah AS, gilirian Inggris yang dihantui kekhawatiran akan meningkatnya kasus bunuh diri menyusul krisis ekonomi global.

Menurut lembaga amal di Inggris, Samaritans, pengangguran berpeluang dua sampai tiga lebih besar untuk melakukan bunuh diri dibandingkan dengan mereka yang memiliki pekerjaan. Dibandingkan perempuan, kaum laki-laki memiliki kecenderungan lebih besar untuk melakukan bunuh diri.

Samaritans menerima 2,8 juta email, surat, telepon dan konsultasi tatap muka setiap tahunnya. Dari jumlah itu, satu dari sepuluh kasus berkaitan dengan masalah kesulitan keuangan. "Resesi ekonomi, yang terjadi begitu tiba-tiba dan menyakitkan, mendorong meningkatnya tingkat bunuh diri," kata Stephen Platt, profesor di lembaga riset kebijakan kesehatan di Universitas Edinburgh yang juga menjadi pelindung lembaga amal Samaritans.

Untuk mencegah meningkatnya kasus bunuh diri, lembaga ini menawarakan pendampingan bagi mereka yang mengalami stress akibat tekanan ekonomi yang terjadi saat ini.

Kantor Statistik Nasional di Inggris, hari Rabu kemarin menyatakan bahwa jumlah pengangguran meningkat tajam pada bulan November kemarin, dan mencapai angka tertinggi dalam kurun waktu 17 tahun terakhir. Terhitung selama tiga bulan terakhir, jumlah pengangguran di Inggris mencapai 137.000 orang akibat resesi ekonomi.