Al-Megrahi Dibebaskan Pemerintah Skotlandia

Ribuan orang menyambut kedatangan Abdel Basset Al-Megrahi di bandara Tripoli pada Kamis (20/8) waktu Libya. Para penyambut yang terdiri dari lelaki, perempuan dan anak-anak muda melambaikan bendera Libya begitu Al-Megrahi keluar dari pintu pesawat yang membawanya pulang ke tanah air.

Al-Megrahi adalah mantan pejabat intelejen Libya yang dituduh sebagai dalang serangan bom terhadap pesawat komersil AS Pan Am 103 tahun 1988 lalu. Al-Megrahi sudah menjalankan delapan tahun dari masa hukumannya di penjara Skotlandia. Ia dibebaskan atas perintah menteri kehakiman Skotlandia, Kenny MacAskill atas dasar kemanusiaan karena kondisi Al-Megrahi,57, yang memburuk akibat kanker prostat yang dideritanya.

Keputusan Skotlandia membebaskan Al-Megrahi dikritik oleh pemerintah AS dan keluarga korban Pan Am 103 yang meledak di atas langit Lockerbie, Skotlandia. AS dan keluarga korban meyakini bahwa Al-Megrahi tetap harus mendekam di penjara karena telah menghilangkan 270 nyawa dalam insiden Lockerbie.

Sementara itu, pengamat hubungan AS-Libya, Omar Turbi berpendapat bahwa pembebasan Al-Megrahi akan menjadi dilema bagi Libya yang tahun 2001 lalu menyatakan bersedia memikul tanggung jawab atas peristiwa pemboman Pan Am 103. Pemerintah Libya bahkan mau membayar kompensasi bagi para korban insiden itu.

Al-Megrahi sendiri selalu menegaskan bahwa dirinya tidak bersalah. Ia pernah beberapa kali mengajukan gugatan banding, tapi selalu ditolak. Oleh sebab itu Al-Megrahi menyatakan bahwa ia tetap menghadapi pilihan yang sulit meski ia dibebaskan.

"Saya lega akhirnya bisa meninggalkan sel penjara dan kembali ke Libya, tanah air saya. Saya akan menjalani sisa hidup saya dibawah bayang-bayang bahwa saya bersalah atas semua tuduhan itu," ujar Al-Megrahi dalam pernyataan pembebasannya.

"Saya dihadapkan pada pilihan berupa resiko apakan akan sekarat di dalam penjara dengan harapan nama saya dibersihkan atau kembali ke rumah tapi masih membawa beban bahwa saya orang yang bersalah, dan sampai saat ini tuduhan itu belum dicabut."

"Pilihan yang saya buat, sama-sama menyedihkan, mengecewakan, membuat saya marah dan saya khawatir tidak menghadapinya," sambung Al-Megrahi.

Sesampainya di Tripoli kemarin, Al-Megrahi langsung pergi dengan mobil meninggalkan bandara tanpa memberikan pernyataan apapun pada ribuan orang yang menyambutnya. (ln/aljz)