Dukung Demo, Hacker "Anonymous" Ancam Situs Milik Pemerintah Mesir

Hacker internet global mengancam akan menyerang situs yang berafiliasi dengan pemerintah Mesir pada hari Rabu kemarin (26/1) sebagai aksi pembalasan atas rezim Mesir yang melakukan pemblokiran terhadap situs jejaring sosial yang digunakan oleh kelompok-kelompok oposisi untuk memobilisasi unjuk rasa "Hari Kemarahan" yang dimulai Selasa lalu.

Kelompok hacker yang dikenal hanya sebagai "Anonymous" mengeluarkan siaran pers online pada hari Rabu kemarin membawa peringatan kepada pemerintah Mesir: "Anonymous menantang semua orang yang terlibat dalam sensor. Anonymous ingin Anda untuk memberikan akses gratis ke media tanpa sensor di seluruh negara. "

"Ketika Anda mengabaikan pesan ini, tidak hanya akan kami menyerang situs web pemerintah Anda, Anonymous juga akan memastikan media internasional melihat realitas mengerikan yang anda paksakan kepada semua orang," lanjut pernyataan itu.

"Dengan memaksakan sensor pada rakyatnya sendiri dan mengutuk kebebasan ini, pemerintah Mesir telah menyatakan dirinya sebagai kriminal dan telah membuat sendiri merupakan musuh Anonymous," kata pernyataan para hacker.

Awal bulan ini, Anonymous mengalihkan perhatian ke arah timur ketika mereka menargetkan situs web yang berafiliasi dengan pemerintah Tunisia yang sekarang sudah tidak berfungsi setelah pemberontakan rakyat sukses di negara itu.

Mesir telah memblokir akses ke situs Facebook dan Twitter menyusul protes hari Selasa lalu, di mana puluhan ribu warga turun ke jalan meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah dan menuntut reformasi politik.

Bentrokan kekerasan meletus antara demonstran dan pasukan keamanan, menewaskan sedikitnya enam tewas dan ratusan orang terluka. Polisi menggunakan gas air mata, meriam air dan peluru karet untuk membubarkan para demonstran.

"Hari Kemarahan" awalnya diserukan oleh kelompok-kelompok protes secara online, termasuk gerakan pemuda 6 April, yang telah terinspirasi oleh peristiwa baru-baru ini yang terjadi di Tunisia.

Dalam beberapa tahun terakhir, situs jejaring sosial telah digunakan oleh semakin banyak anak muda Mesir sebagai platform untuk menyuarakan keluhan politik dan ekonomi mereka. Sejak 2008, para aktivis telah menyerukan pemogokan dan aksi protes menegcam inflasi yang meningkat dan otoritarianisme kronis.(fq/almasryalyoum)