Erdogan: Rezim Militer Mesir akan Tuai Badai Jika Vonis Mati Terhadap Mursi Dilanjutkan

sisi-erdoganEramuslim.com – “Tidak mungkin sebuah negara yang percaya demokrasi menerima hukuman mati terhadap Presiden Mesir Mohamad Mursi”, tegas Presiden Turki, saat berada di Bosnia dan Herzegovina (20/5).

Dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Presiden Bosnia, Mladen Ivanic, Recep Tayyip Erdogan mengatakan: “Hal ini tidak mungkin bagi kita yang percaya pada demokrasi untuk menerima kudeta tersebut”.

Presiden Erdogan dan rakyat Turki secara tegas tetap membela dan mendukung Presiden Mohammad Mursi. Turki juga menarik Duta Besarnya, sejak terjadinya kudeta oleh rezim militer di bawah al-Sisi. Erdogan menolak mengakui al-Sisi sebagai Presiden al-Sisi. Saat pengadilan Mesir menjatuhkan keputusan hukuman mati terhadap Mohamad Mursi, ratusan ribu rakyat Turki, di Istambul dan ibukota Ankara, melangsungkan aksi demonstrasis menentang keputusan pengadilan Mesir. Ini merupakan wujud komitmen Turki terhadap kebebasan dan keadilan yang diyakini Turki.

Erdogan dan Mursi telah bertemu di Istambul  sebelum dijatuhkan oleh junta militer. Mursi dan Erdogan memiliki kesamaan ideologi, dan visi dalam membangun dunia Islam. Turki sekarang menjadi penjuru bagi dunia Islam dengan kekuatannya. Dalam satu dekade Erdogan telah mengubah seluruh kehidupan rakyat Turki, dan lebih makmur. Ini tidak pernah terjadi dalam sejarah Turki, selama berada di tangan penguasa-penguasa Sekuler, sejak zamannya Kemal Atturk.

Uni Eropa, Amerika, Amnesty Internasional, Sekjen PBB Ban Ki-moon, Jerman, dan sejumlah negara, mengecam keputusan pengadilan Mesir yang menjatuhkan hukuman mati terhadap Mursi. Di bagian lain, kelompok Mujahidin di Sinai, menyerukan perlawanan dan menyerang hakim-hakim yang telah menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap Mursi. Kelompok Mujahidin di Sinai  mengutuk keputusan pengadilan Mesir, sebagai kejahatan terhadap pemimpin rakyat.

Seorang tokoh Ikhwan, DR.Muin Abdul Futuh, yang pernah menjadi calon presiden dalam pemilu di Mesir, mengatakan akan terjadi kekacauan yang sangat hebat di seluruh Timur Tengah, bila pemerintah al-Sisi melanjutkan keputusan menghukum mati Mursi.

Selanjutnya secara jelas Erdogan menegaskan, “Saya secara konsisten mengatakan bahwa masyarakat internasional tidak pernah menerima Sisi sebagai presiden. Hari ini, saya juga mengatakan hal yang sama. Bagi saya, presiden Mesir bukan al-Sisi, tapi masih Mursi,” ucapnya.

Turki sedikit negara  secara terbuka menentang kudeta militer oleh tentara Mesir – yang menempatkan Abdel Fattah al-Sisi sebagai “presiden”. Erdogan, mengatakan “kudeta militer” sebagai tindakan yang harus dikutuk, dan menyerukan dunia Barat mengambil sikap terhadap keputusan pengadilan Kairo.

“Jika anda demokrat dan percaya pada demokrasi, mengapa anda tidak mengatakan sesuatu tentang hukuman mati ini?”, tanya Erdogan. Turki memulai langkah-langkah menentang keputusan pengadilan Mesir, melalui mekanisme organisasi internasional berkaitan dengan hukuman mati Morsi itu.

“Sama seperti kita akan mengambil langkah-langkah di PBB, kami juga akan mengikuti tugas ini di forum  internasional,” tambah Erdogan. Uni Eropa menyerukan pengadilan Mesir memberikan Mursi dan lebih dari 100 pendukungnya ‘keadilan yang adil”.(rz)