Hamas mengirim delegasinya untuk memulai pertemuan dengan para pemimpin dunia Arab. Salah satu agenda yang akan dibicarakan dalam pertemua itu adalah soal Kopral Gilad Shalit, prajurit Israel yang sejak tahun 2006 berada dalam tawanan Hamas.
Pemimpin politik Hamas Mahmoud Zahar dan Khalil Al-Hayya mengetuai delegasi yang akan berangkat lewat Mesir menuju Sudan, sebagai negara pertama yang akan dikunjungi. Sumber-sumber Hamas mengatakan, rangkaian perjalanan itu seharusnya dilakukan bulan Januari kemarin, tapi ditunda karena revolusi di Mesir.
Pihak Hamas tidak menjelaskan mengapa Gilad Shalit menjadi topik yang akan dibahas dalam pertemuan antara delegasinya dengan para pemimpin dunia Arab. Namun Hamas menyatakan, negosiasi yang dimediasi oleh Jerman dalam masalah Shalit sudah ada kemajuan. Sejauh mana kemajuan itu, Hamas tidak memberikan keterangan lebih jauh.
Dalam upaya membantu pembebasan prajurit Israel itu, mediator Jerman secara intensif melakukan pembicaraan dengan pimpinan Hamas di Gaza maupun di luar negeri. Di Damaskus, mediator Jerman menemui Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Misyal.
Sementara pihak Israel bersikeras menolak persyaratan pembebasan Shalit yang diajukan Hamas, yaitu pembebasan warga Palestina yang menjadi tahanan Israel, termasuk pejuang, tahanan yang dijatuhi hukuman seumur hidup dan tahanan lainnya yang sudah bertahun-tahun mendekam di penjara Israel. Hamas juga menuntut pembebasan tokoh-tokoh politik Palestina, seperti Marwan Barghouthi dan Ahmad Saadat, sekretaris jenderal Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP). (ln/imemc)