Hamas Operasikan Aparat Keamanan Dalam Negeri yang Baru

Meski konon ditolak oleh Presiden Palestina Mahmud Abbas, namun Menteri Dalam Negeri Palestina tetap mewujudkan rencananya untuk mulai mengoperasikan aparat keamanan baru di Palestina. Fatah menganggap langkah ini terburu-buru dan tidak sesuai dengan undang-undang.

Keputusan pengoperasian keamanan baru ini dilakukan setelah terbunuhnya dua orang anggota Hamas di tangan kelompok bersenjata di kota Ghazah selama 48 jam. Dalam keterangan pers, Menteri Dalam Negeri Said Syiyam mengatakan, “Dalam situasi penuh kerusuhan dan rawan keamanan seperti ini, saya dengan tanggung jawab saya terhadap keamanan dalam negeri dan saya sebagai menteri dalam negeri menyatakan dimulainya pengoperasian sayap keamanan baru guna memberi keamanan pada warga negara.”

Ia kemudian meminta agar seluruh komponen masyarakat Palestina mendukung tugas-tugas pengamanan yang akan dilakukan oleh sayap keamanan baru itu. Bukan hanya itu, ia juga mengajak banyak pemuda Palestina untuk bergabung dalam barisan keamanan itu agar dapat dapat menghalangi kriminalitas orang-orang yang tak bertanggung jawab.

Terkait dengan anggapan bahwa langkah itu ditolak oleh Mahmud Abbas, Syiyam mengatakan bahwa masalah itu telah disepakati dan sudah selesai, karena langkah yang ditempuhnya pun sesuai dengan undang-undang yang membolehkan dirinya sebagai menteri dalam negeri. “Semua orang harus mengerti bahwa situasi real Palestina saat ini tidak lagi memerlukan penundaan lagi. Karena pembunuhan, provokasi, fitnah, penyerangan, yang menteror masyarakat,” ujarnya.

Hanya beberapa saat setelah sayap keamanan dalam negeri ini dibentuk, mereka telah beraksi menghalangi penyerangan terhadap 4 orang petugas di kementerian Pendidikan dan Pengajaran di Khan Yunis, selatan Ghazah. Menurut keterangan koresponden Islamonline, sejak pagi hari sudah terlihat cikal bakal kerusuhan karena sejumlah orang yang mengajukan diri sebagai petugas pengajar. Sebagian orang menutup pintu gerbang kantor cabang. Selanjutnya terjadi penyerangan terhadap empat orang petugas dan perusakan sejumlah fasilitas. (na-str/iol)