Hari Ini, Kunjungan Bersejarah 'Kontroversial' Ahmadinejad ke Libanon

Pagi hari ini (13/10), Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad tiba di Beirut dalam rangkaian kunjungan resmi kenegaraan yang oleh banyak kalangan dipandang sebagai "kunjungan bersejarah".

Pesawat yang membawa rombongan presiden Iran itu mendarat di bandara Rafik Alhariri Beirut tepat pada pukul 8:30 pagi tadi, waktu setempat. Rombongan langsung menuju istana kepresidenan di bilangan Baabda, Beirut. Di istana tersebut, Presiden Lebanon Michael Sleiman telah menyambut kedatangan dan mengadakan upacara penyambutan kenegaraan.

Ratusan poster dan baliho berukuran besar dipajang untuk menyambut Ahmadinejad, berjejer mulai dari jalan utama di sekitar bandara Rafik Hariri dan jalan-jalan protokol lainnya di Beirut.

Sebelumnya, kabar rencana kunjungan Presiden kontroversial asal negeri Syiah itu sempat menjadi topik perdebatan sengit di Lebanon, bahkan di kawasan Timur Tengah secara umum.

Beberapa faksi di Lebanon, utamanya dari kalangan non-Muslim dan faksi yang pro-Barat, mengecam kunjungan Ahmadinejad dan menilainya sebagai tindakan provokatif. Kecaman dan reaksi yang lebih besar lagi datang dari pihak Israel, sang "musuh besar" Iran yang juga berbatasan dengan Lebanon.

Sehari sebelum kunjungannya ke Lebanon, Ahmadinejad juga menerima ancaman dari kelompok yang menamakan diri mereka Brigade Abdullah Azzam, kelompok ini menyatakan bahwa kunjungan presiden Iran ke Lebanon merupakan provokasi kepada kaum Sunni.

Menurut rencana, Ahmadinejad akan berada di Lebanon selama dua hari. Tamu dari Iran itu dijadwalkan akan bertemu dengan beberapa petinggi Lebanon, seperti Presiden Lebanon Michael Sleiman, PM Saad Alhariri, Ketua Parlemen Nabih Berri Sekjen Hezbollah Hassan Nasrallah, termasuk mengunjungi daerah Lebanon Selatan yang berbasis Syiah dan juga wilayah perbatasan Lebanon-Israel.

Pihak Hezbollah yang memiliki kedekatan istimewa dengan Iran telah mempersiapkan penyambutan besar-besaran di wilayah Selatan. Hezbollah juga telah merancang demonstrasi besar-besaran di kota Bint Jubeil, di mana Ahmadinejad akan menyampaikan pidato di sana.

Banyak pihak menyebut kunjungan ini sebagai kunjungan bersejarah dan berpotensi besar menciptakan beberapa perubahan signifikan dalam alur perjalanan politik Timur Tengah, Lebanon khususnya.

Kunjungan ke Lebanon ini adalah kunjungan pertama Ahmadinejad semenjak ia dikukuhkan menjadi Presiden Iran untuk pertamakalinya di tahun 2005 silam, juga terhitung sebagai kunjungan kali kedua Iran masa Republik Islam yang sebelumnya telah dilakukan oleh Mantan Presiden Iran Muhammad Khatami di tahun 2003.

Selain itu, kunjungan Ahmadinejad ke Lebanon juga bukan semata-mata kunjungan kenegaraan, melainkan juga kunjungan politik. Lebanon dan Israel adalah negara yang bertetangga, dan keduanya terlibat ketegangan selama beberapa tahun lamanya, bahkan terlibat perang terbuka pada tahun 2006 silam.

Di sisi yang lain, Iran juga tercatat sebagai seteru terbesar Israel di kawasan Timur Tengah. Ini berarti, kunjungan Ahmadinejad ke Lebanon secara tidak langsung mengukuhkan "poros tak resmi" Iran-Lebanon vis a vis Israel.

Terlepas dari itu semua, beberapa draft kerjasama antar kedua negara telah disiapkan, yang meliputi berbagai macam bidang, mulai dari industri, perdagangan, pariwisata, informasi, energi, dan lain-lain. (ags/aby)